Seoul, Winter, December 2017
Uap uap hasil pembuangan karbondioksida keluar, mengepul dari mulut lelaki itu. Mengeratkan jaket tebalnya, dia mendudukkan dirinya pada salah satu bangku taman.
Musim dingin telah tiba.
Rasanya waktu berjalan sangat cepat. Musim dingin juga mengingatkannya akan kejadian dua tahun lalu, kejadian menyedihkan yang sebenarnya ingin sekali dia lupakan. Namun, entah kenapa otaknya tak bisa berhenti mengingatnya. Terlebih kini dia sedang duduk di tempat ini, dimana kejadian itu berlangsung.
Wajah berhias lesung pipi itu tersenyum kecil. Menyalangkan pandangannya ke sekitar, mengangkat kamera SLR-nya setelah menemukan objek yang menarik.
Mengangguk angguk kecil setelah melihat hasil jepretannya. Diletakkannya kamera mahal tersebut pada ruang kosong di sampingnya. Beralih menatap langit sore yang terlihat sendu.
"Bodoh, aku memang bodoh karena masih menunggumu sampai sekarang." gumamnya lirih.
Tak lama dia merasakan pundaknya ditepuk dengan keras. Menoleh, tersenyum mendapati adiknya menghampirinya.
"Aigoo~ kau masih sering kemari oppa! Untuk apa lagi sih?"
Namjoo, gadis itu menggeleng kecil menatap kakaknya yang memandang kerumunan anak anak yang bermain tak jauh dari tempatnya duduk. Mengambil alih tempat duduk di samping Myungsoo.
"Ini sudah setengah tahun dan kau masih mengharapkannya kembali? Oh ayolah oppa, usiamu sudah terlalu cukup untuk menikah! Setidaknya berusahalah buka hatimu untuk perempuan lain!"
Myungsoo hanya terkekeh, manik setajam elangnya berganti menatap Namjoo dan tangannya mengacak poni gadis manis itu.
"Entahlah, aku hanya merasa suatu saat dia akan kembali. Aku hanya harus terus menunggunya."
Gadis itu mendengus, membenarkan poninya yang jadi tak beraturan akibat ulah Myungsoo. "Oh ya, aku kemari bersama temanku. Kau harus mengenalnya oppa!"
"Oh itu dia!!" Namjoo melambaikan tangannya ke arah seorang gadis yang berlarian kecil ke arah mereka. "Dia sangat cantik, tak mungkin kau tak menyukainya." bisiknya pada Myungsoo.
"Unnie-ya! Akhirnya kau datang! Aku sudah menunggumu." Namjoo memeluk gadis yang baru datang itu dengan akrab.
Memang cantik.
"Maaf Namjoo-ya, jalanan sungguh licin dan aku tidak bisa mengebut." sesal gadis itu dengan raut wajah menyesal.
"Tidak apa apa! Oh ya kenalkan ini kakakku, yang sering kuceritakan padamu unnie."
Atensi gadis cantik itu beralih kepada Myungsoo yang sedari tadi diam memperhatikan mereka. Melemparkan senyum terbaiknya, dia mengulurkan tangannya.
"Halo! Perkenalkan, namaku Bae Suzy, aku teman Namjoo."
"Kim Myungsoo." ujar Myungsoo singkat membalas uluran tangan Suzy, tersenyum tipis.
"Ehm.. sepertinya aku haus. Aku akan membeli minuman dulu, kalian mengobrol dulu saja ya, aku pergi!"
Namjoo menyampirkan kembali tas tangannya, beranjak dari duduknya. Memberi isyarat pada Suzy agar duduk disamping Myungsoo yang di balas anggukan mengerti oleh gadis cantik itu.
Sebelum benar benar pergi, Namjoo mengedipkan sebelah matanya pada Myungsoo yang dibalas desahan malas oleh lelaki itu. Adiknya itu benar benar.
Tangannya dengan cepat mengambil ponselnya ia simpan di saku, mengetikkan pesan singkat. Tak mempedulikan jika gadis di sampingnya terus menatapnya kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us ✔
FanfictionSon Naeun tak pernah menyangka, jika perpisahannya dengan Kim Myungsoo bukanlah akhir dari segalanya. Perpisahan tanpa kata itu justru merupakan awal yang baru bagi kisah mereka. Namun, keadaan memang sudah tak sama. Naeun yang sudah terikat dengan...