Naeun menghembuskan nafas selega leganya. Walaupun ada sedikit perasaan yang mengganjal di hatinya. Namun untuk saat ini tidak bertemu Myungsoo mungkin adalah yang hal terbaik.
"Ya, kami harus pulang sekarang. Naeun butuh banyak istirahat jadi kami memutuskan untuk pulang lebih cepat. Dan juga Myungsoo-ah, aku minta maaf untuk membatalkan rencana kita sebelumnya.."
Myungsoo hanya bisa tersenyum. Sedikit lega dan bersyukur Luhan membatalkan rencana untuk menjadikannya fotografer untuk acara pre wedding Luhan dan Naeun. Setidaknya hatinya tidak akan lebih sakit dari sekarang.
"Kalau kau tidak keberatan jadi fotografer di acara pernikahanku saja, tiga bulan lagi.."
Tapi sepertinya Myungsoo salah.
Luhan dengan wajah polos dan ketidaktahuannya justru ingin Myungsoo jadi fotografer di acara pernikahannya. Bumi, tolong telan Myungsoo sekarang juga!
Sepasang mata elang Myungsoo tanpa sadar melirik ke arah Naeun namun gadis itu hanya diam walau matanya juga tertuju pada Myungsoo. Seketika Myungsoo mengingat kelakuannya tadi malam di atap hotel.
Sungguh jika saja Luhan tidak menelepon gadis itu mungkin saja malam itu akan jadi malam yang indah bagi mereka, Myungsoo dan Naeun. Entahlah, haruskah Myungsoo marah pada Luhan karena mengganggu momennya dengan Naeun?
Astaga, apa yang kau pikirkan Kim Myungsoo?
"Baiklah semoga kalian selamat sampai tujuan. Aku.. dan Jiyeon akan menyusul mungkin nanti sore,"
~ ㅇㅇㅇ ~
"Aku mencintaimu Son Naeun.. sangat.." bisik Myungsoo tepat di telinga Naeun.
Naeun tersenyum kecil mendengarnya. Terdengar manis namun haruskah ia mempercayainya?
Gadis itu kembali kehilangan akalnya saat bibir Myungsoo mulai menjelajahi leher jenjangnya. Tanpa melepas tangannya dari kedua gundukannya. Membuatnya merintih nikmat lagi dan lagi.
Hingga deringan yang berasal dari ponsel Naeun menyadarkan kedua insan itu. Dengan kekagetan yang benar benar kentara, keduanya saling menjauh.
Naeun segera merapikan penampilannya yang benar benar berantakan akibat ulah Myungsoo. Sedangkan Myungsoo masih diam, mengamati gadis didepannya.
Hingga lelaki itu kembali mendekat, menghilangkan jarak diantara mereka. Mendekap si gadis erat meluapkan segala rasa rindu yang dia rasakan.
"Maafkan aku Sonna.."
"...aku juga benar benar merindukanmu,"
"..dan maaf untuk masih mencintaimu hingga saat ini,"
"...bisakah setelah ini kita tidak bertemu lagi? Mungkin lebih baik kita menjalani kehidupan dengan pilihan masing masing. Aku harap kau bahagia dengan Luhan, dia lelaki yang sangat baik.."
Titik titik krystal bening itu tak sanggup Naeun tahan lagi. Ini rasanya jauh lebih menyakitkan dibanding saat dulu Myungsoo meninggalkan dirinya tanpa kabar. Mendengar Myungsoo mengatakannya secara langsung ternyata berjuta kali lebih menyakitkan.
"Kim Myungsoo.. kau.."
Otak Naeun sudah menyiapkan berbagai macam umpatan kasar untuk lelaki tampan di depannya ini. Namun nyatanya dia hanya bisa terpaku saat kedua manik kelam Myungsoo memenjarakannya. Membuatnya hanya bisa menangis lemah.
"Mari kita saling melupakan satu sama lain Son Naeun. Mari kita lupakan segala kenangan masa lalu, dan tatap masa depan kita masing masing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us ✔
Fiksi PenggemarSon Naeun tak pernah menyangka, jika perpisahannya dengan Kim Myungsoo bukanlah akhir dari segalanya. Perpisahan tanpa kata itu justru merupakan awal yang baru bagi kisah mereka. Namun, keadaan memang sudah tak sama. Naeun yang sudah terikat dengan...