We met

6.8K 916 42
                                    

Matahari sudah terbenam, awan sudah berubah menjadikannya berwarna kejinggaan, menunjukan bergantinya hari menuju petang.

Seorang gadis cantik termenung dengan menatapi indahnya pemandangan senja diluar balkon kamarnya, membiarkan angin sore  menghempaskan surai coklatnya. Gadis itu menghela nafas panjang, melepaskan penatnya sejenak atas perihnya kehidupan yang ia jalani.

Ia menatap selembar foto usang seorang wanita yang berparas mirip dengannya. Bibirnya melengkung membentuk sebuah senyum, namun matanya meneteskan air mata.

"Aku merindukanmu mama, dimana kau sekarang?" 

Tetesan air matanya berubah menjadi Linangan air mata yang membasahi pipi putihnya. Semenjak kepergian ibunya sewaktu Irene masih sangat kecil, Irene tidak pernah lagi bertemu dengannya.

Ayahnya bilang, mamanya orang
jahat yang telah berkhianat dan menyakiti hatinya dan meninggalkan mereka berdua. Sejak saat itu, tak pernah sekalipun ayahnya membicarakan lagi ibunya.

Tapi irene tidak pernah mempercayainya, ia yakin mamanya adalah orang yang sangat baik.

=Twins=

"Aku pula-"


"Pletak! "

"Aw!!"

"Yak!! Anak nakal darimana saja kau hah!!"

"Aduh ibu, Sakit tau!" rintih jisoo memegangi kepalanya yang digetok panci dapur.

"Dara hentikan, kita dengarkan dulu penjelasannya Jichu"sergah ayah Jisoo dari dapur. ayahnya sedang menyiapkan hidangan untuk makan malam.

"Tapi Seunghyun, aku tidak percaya kalo dia belajar. Aku yakin dia pasti berulah lagi"

Seunghyun menghela napas, ia mematikan kompor lalu beralih menghampiri istri dan putrinya.

"Coba jelaskan pada ayah, adikmu bilang kau menginap lagi dirumah Jaewon Karena berulah, benarkah itu? "

Jisoo menggeleng cepat, menyanggahnya"Tidak ayah, Jisoo dan yang lainnya kemarin belajar sampai larut karena ada ujian nanti senin. Jangan percaya pada Hanbin, dia ingin membuatku diomeli ayah dan ibu"

"apaan itu memang kenyataannya, Kak Jisoo bahkan dike---" Hanbin menggantung ucapannya saat Jisoo menatapnya tajam penuh ancaman. Bibirnya komat kamit tidak karuan, namun akan sangat begitu jelas bagi Hanbin.

(kau bocorkan, aku ambil kembali uangku. Sialan)

"Binnie, Kakakmu kenapa? "

"oh, haha itu ia kejedot pintu jadi makannya rada gesrek kemarin. Belajarnya jadi butuh waktu lama"

Jisoo menghela napas lega, walau masih kesal dengan alasan tidak berbobot Hanbin" tuhkan ibu makannya jangan ngomel-ngomel dulu"

"kali ini ibu percaya tapi lain kali kalau kau tidak pulang lagi. Ibu akan menghukummu walau dengan alasan apapun"

"iya iya Jisoo ga akan ngulangin lagi" seru Jisoo mengerucutkan bibirnya.

"yaudah kalo gitu, untuk hukuman sekarang. Kau pergi ke pasar belanja bahan makanan untuk pagi hari sarapan"

Jisoo mendengus sebal"aish ibu, aku cape"

"Kim Jisoo, cepat!!" Dara melotot sambil menyerahkan uang dan kertas daftar belanjaan padanya

"aish, yasudah aku pergi dulu"

"hm hati-hati Jichu" teriak Seunghyun kembali ke dapur.

"Kak Jisoo aku nitip snack ya". Jisoo berbalik kembali menghadap Hanbin dengan tersenyum manis padanya.

Twins ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang