Farewell

5.6K 822 46
                                    

Yoona dan donghae terburu-buru membuka pintu rumah sakit, rasa takut dan kekhawatiran yang mereka rasakan sedari tadi serasa sirna seketika.

Mereka berdua tersenyum lega, mendapati jisoo membantu taeyong mengupas apel. sesekali taeyong akan meminta disuapi oleh jisoo, Walaupun dengan kasar jisoo akan tetap menurutinya. Taeyong tidak marah mereka malah tertawa bersama setelahnya.

Sungguh taeyong dan jisoo sangat terlihat lebih dekat dan sangat menggemaskan sekarang.

"taeyong.. "

Jisoo dan taeyong sontak menoleh bersamaan saat mendengar suara lembut yoona. Melihat kedua orangtua taeyong didepannya, jisoo segera bangkit dari duduknya. Ia membungkuk dalam dihadapan orangtua taeyong.

Taeyong yang berada disana sempat tercengang dengan apa yang jisoo lakukan.

"paman donghae, bibi yoona maafkan aku taeyong terluka karenaku". Yoona dan donghae terkekeh Mereka meluruskan badan jisoo, donghae malah mengusap lembut rambutnya sedangkan yoona tersenyum manis padanya.

"ini bukanlah salahmu sayang, bibi justru sangat terkejut mendengar taeyong menyelamatkanmu. Kau tau? Taeyong bukanlah tipe orang yang akan membahayakan dirinya sendiri demi orang lain"

Yoona terkekeh ia mencubit pelan pipi jisoo" jika dia sampai terluka untukmu, itu artinya kau orang yang sangat berharga baginya"

Mendengar penuturan yoona, membuat jisoo terpaku dengan pipi memerah seketika. Benarkah ia berharga bagi taeyong?

"Yakk!! Ibu jangan mengada-ada a-aku a..ku menyelamatkannya se-bagai tanda terimakasih waktu itu"

Sedangkan di sebrang ranjang sana, taeyong merutuk mengelak apa yang sudah ibunya katakan pada jisoo.

"jangan hiraukan si tsundere itu.. Percayalah kau sudah menjadi seseorang yang berharga baginya" bibi yoona tersenyum manis padanya diikuti paman donghae yang sekali lagi mengacak rambutnya pelan.

"terimakasih, kau telah melelehkan hati putra kami" ucapan donghae benar-benar tidak membantu sama sekali, jisoo malah blushing makin parah.

Sama halnya dengan jisoo, diranjang sana taeyong memalingkan wajahnya ke arah lain. Taeyong terlalu gengsi jika orangtuanya melihat wajahnya memerah, apalagi jika jisoo mengetahuinya.

==

"Jichu sayang!! Hanbinie Cepat keluar sarapan sudah siap, jangan membuat ibu emosi dan mendobrak pintu kamar kalian!!"

teriakan dara terdengar nyaring dari arah dapur, irene sampai meneguk ludah kasar mendengar penuturan ibu jisoo tersebut. Irene menghela napas berat beranjak dari tempat tidur jisoo, irene menatapi ponsel jisoo yang retak ditangannya.

Ia merasa sangat bersalah telah merusak ponselnya, walaupun masih berfungsi namun tetap saja ponsel jisoo tidak bisa kembali seperti sebelumnya gara-gara kemarin.

Sebelum meninggalkan kamar jisoo yang selama hampir seminggu ini ia tempati, irene tersenyum tipis memandangi kamar jisoo sekali lagi. Walaupun dari ukuran kamarnya sangat berbeda jauh darinya, namun soal kehangatan dan kenyamanan kamar jisoo mempunyai keduanya.

"KIM JISOO!! "

Teriakan dara yang semakin nyaring menyadarkan lamunan irene, ia bergegas keluar dari kamar jisoo menuju dapur disana sudah terlihat dara yang berkacak pinggang menunggunya, seunghyun yang tersenyum cerah padanya, dan hanbin yang menyambutnya dengan wajah sebalnya.

Ah irene akan sangat merindukan mereka semua.

"kenapa lama sekali?? Kau mau terlambat kesekolah?"

Twins ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang