Its just for a while

5.8K 805 76
                                    

Tangan krystal bergetar tak karuan, keringat dingin mengucur deras didahinya. Bibirnya serasa terkatup tidak percaya dengan apa yang telah ia lakukan barusan.

"a-aku me-lukai taeyong" lirihnya tidak percaya, krystal tersentak tubuhnya terkulai lemas dilantai. Air mata tak dapat lagi ia bendung, mengalir dengan begitu saja di pipinya. Rasa bersalah juga sesak terus menggerayanginya.

Ia menatapi kedua tangannya nanar"hiks...Apa yang telah kulakukan"

==

Mendengar keributan dari arah perpustakaan para siswa maupun guru, berhamburan keluar. Mereka tersentak kaget melihat jisoo menangis dengan taeyong tidak sadarkan diri dipangkuannya.

"kita harus segera membawa taeyong kerumah sakit" seru pak kyuhyun panik, ia mengangkat tubuh taeyong dari pangkuan jisoo, beralih menggendongnya kearah mobil yang sudah terparkir didepan, Bersiap membawa taeyong ke rumah sakit terdekat.

Jisoo masih tetap terdiam membeku ditempatnya, ia terududuk ditanah memandangi nanar darah yang masih tertempel ditangan dan rok seragamnya.

"taeyong... "lirihnya bergetar.

Beberapa siswa menghampiri jisoo, salah satu dari mereka adalah sahabat irene, wendy. ia memeluk jisoo begitu erat mencoba untuk menenangkannya.

"taeyong akan baik-baik saja.. Percayalah"

"ini semua salahku.. " isak jisoo begitu pilu.

Wendy menyeka airmata yang mengalir deras dipipi sahabatnya"tidak irene, justru taeyong telah menyelamatkanmu"

Jisoo terisak dalam pelukan wendy, tidak pernah ia merasakan rasa khawatir yang sangat besar seperti ini. Ucapan wendy tadi sedikit meredakan kekhawatiran dihatinya, jisoo berharap taeyong baik-baik saja.

==

Sesampainya didalam club, irene terkejut mendapati taehyung langsung memeluknya erat. Ia beberapa kali mengusap rambut irene pelan.

"kau tidak apa-apa? Kim jisoo kau baik-baik saja kan? Kau membuatku sangat khawatir!!"

Berbeda dari taehyung, bobby menghampirinya dengan amarah tercetak jelas diwajahnya. "katakan siapa orang yang telah menyakitimu? Aku akan mencarinya dan menghajarnya habis-habisan" irene meneguk ludahnya kasar, bobby sangat menyeramkan saat marah.

"tidak usah, aku sudah menghajarnya" sela mino, bobby sempat ingin memprotes namun jaewon terlebih dulu menepuk pundaknya menghentikannya.

"sudahlah, jangan memperkeruh keadaan. Kau bisa liat tangan mino, orang itu pasti sudah babak belur"
Ucapan jaewon menarik perhatian irene ia melirik sekilas kearah tangan mino--irene membekap mulutnya terkejut, tangannya memar dan terluka mengeluarkan darah.

Mino pasti benar-benar memukulinya dengan keras sampai melukai tangannya sendiri.

"mino.. "

Sadar irene memandangi nanar tangannya, sesegera mungkin mino menyembunyikannya dibalik saku celannya.

"ah haha aku sudah biasa kau tidak usah khawatir, kau tau sendiri kan jis bagaimana kalo kita sudah berkelahi?" kekeh mino pelan. ia mengacak rambut coklat irene gemas,meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.

Irene terdiam ia masih terpaku pada tangan mino, rasa khawatir terus menghinggapinya.

Jaewon menghampiri irene, ia mengusap pelan rambutnya."kurasa lebih baik kau pulang, aku akan mengantarmu" jaewon tersenyum tipis, menatap lembut adanya.

"b-baiklah.. " seru irene menyetujui.

"biar aku saja yang mengantarnya" sela mino, menarik irene ke arahnya.

Twins ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang