Problems

6.4K 890 66
                                    

Didalam kamar mewahnya Irene, disana terlihat Jisoo yang cengengesan senang memilih outfit yang cocok dan sesuai untuk ia kenakan di acara pesta yang kata papanya Irene adalah anniversarynya pernikahan keluarga Lee, sekaligus mengganti pertemuan keluarga mereka yang sempat gagal waktu itu.

Jisoo tidak mengerti pertemuan apa itu, ia hanya berpikir mungkin pertemuan antara keluarga orang kaya. Jadi Jisoo tidak peduli dan terlalu memusingkannya.


"kriet!"



Aktivitas memilih pakaian Jisoo terhenti saat seseorang membuka pintu kamar. Disana terlihat ibu Irene dan kakaknya yang baru ia ketahui bernama Krystal, tersenyum padanya.

Jisoo mengernyitkan dahinya heran. itu bukanlah senyuman ramah seperti saat mereka bercengkrama tadi diwaktu makan bersama. Bukan senyuman hangat seperti sebelumnya, tapi tepatnya itu mirip dengan senyuman licik dan meremehkan.

"kau senang, huh? aku tidak menyangka keluarga Lee tidak tersinggung dengan kejadian kemarin"desis Tiffany menatap benci kearah Jisoo.

Jisoo makin bingung kenapa sikap mereka jadi berubah drastis begini? Apa mereka punya kelainan jiwa?

"Tentu saja aku senang, menghadari pesta adalah hal favoritku" seru Jisoo menyengir lebar, tidak mempedulikan Tiffany dan Krystal yang menatap sinis padanya.

Namun Jisoo tak peduli, ia malah kembali melanjutkan aktifitas sebelumnya---memilih outfit yang tepat dan pas untuk pesta. daridulu Jisoo memang sangat gemar sekali berpesta, apalagi ini pesta orang kaya pasti bakalan meriah. Biasanya dia hanya menghadiri pesta ulang tahun teman-temannya ataupun pesta kecil-kecilan bersama keempat sahabat bobroknya.

Krystal yang geram melihat tingkah pola adik tirinya itu, dengan tidak berpikir panjang menjambak rambut hitam Jisoo kencang, sampai membuat gadis itu berteriak kaget.

Krystal tak suka melihat Irene yang tak takut dan mulai berani padanya.

"hey apa yang kau lakukan brengsek?"

Ucapan frontal Jisoo yang mengintimidasi dan tatapannya yang tajam membuat Krystal sedikit melonggarkan cengkramannya disurai hitam milik gadis urakan tersebut. Entah kenapa rasanya aura yang dipancarkan Irene terlihat sangat menyeramkan saat ini.

"Yak!! Kau sudah berani mengataiku bitch? Rasakan ini" walaupun sedikit ketakutan, Krystal tidak mau memperlihatkannya. Yang benar saja masa iya seorang Krystal takut pada gadis lemah dan bodoh seperti Irene.

Ibu tiri Irene pun nampak geram, ia ikut menggeretak Jisoo dengan mencengkram erat rahang Jisoo agar menatap lurus kearahnya. Namun gadis itu sama sekali tak terlihat takut, ia malah balas menatap nyalang Tiffany.

"kau pikir dengan sikapmu seperti ini akan membuatku takut huh? Walaupun kau menatap penuh dengki, berkata kasar bahkan menghajarku. cih aku tidak merasa takut sedikitpun"

Jisoo mengerutkan keningnya tak mengerti. Apa sebenarnya yang terjadi, mengapa ibu dan kakak Irene begitu membencinya. Rasa penasaran yang kuat seketika mengusiknya.

"hey! Bukankah aku putrimu, kenapa kau bersikap seperti sampah pada anakmu sendiri? " desis Jisoo penuh tanya. 

Tiffany dan Krystal yanh mendengarnya seketika tertawa menggelgar mendengar pertanyaan yang dilontarkan Jisoo. Bagi mereka itu adalah hal terlucu yang pernah mereka dengar dari mulut Irene.

"anakku? Jangan pernah berharap aku menganggapmu sebagai anak. Kau hanyalah benalu dikehidupan kami, jika bukan karena kau putri kandungnya Siwon. Aku pasti sudah mengusirmu dari dulu, Dasar anak tiri tidak berguna"

Twins ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang