Bab 2 New

39.1K 1.9K 97
                                    

Jangan lupa pencet bintang kecil dan komennya ya...

Revisi tgl. 23 September 2018

 23 September 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joder!

Robert menyeka kasar darah yang mengalir dari sudut bibir sambil tidak berhenti menyumpah dalam hati. Gadis di depannya itu benar-benar tidak gentar sedikit pun meski sekarang keadaannya sudah tidak berpihak padanya. Dengan mata menyala-nyala tersulut amarah, Robert langsung memanggul Natasha kasar tanpa mempedulikan teriakan dan rontaan gadis itu. Ia sama sekali tidak memberikan waktu sedikit pun untuk Natasha bisa lolos. Hingga sampai di kamar gadis itu, ia membanting keras tubuh Natasha di atas kasur dan menindihnya.

"Kau benar-benar menguji kesabaranku nona." Desis Robert langsung membekap Natasha dengan ciuman kasar. Dirobeknya gaun yang membungkus tubuh Natasha, ditepisnya tangan Natasha yang berusaha menutupi bagian dada dan menguncinya di samping.

"Hentikan. Menjauhlah dariku." Pekik Natasha putus asa saat dirasakan sesuatu yang basah dan lembab berada disekitar dadanya yang tidak tertutupi. Ia berusaha melepaskan diri, tetapi pria yang menindihnya itu justru semakin kalap melumatnya.

"Mulai sekarang akulah pemilikmu. Jangan pernah mencoba untuk membangkang perintahku atau mencoba kabur. Aku tidak akan segan-segan memperkosamu dan membunuhmu. Kau mengerti!" Kata Robert penuh ancaman.

Ditinggalkannya begitu saja Natasha yang meringkuk dengan wajah seputih kapas di atas ranjang. Robert memilih keluar kamar dan mengunci pintunya dari luar. Masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan setelah membereskan Nicholas.

Saat mencapai hall, anak buahnya sudah membersihkan semua kekacauan yang baru saja terjadi di sana. Ia langsung menuju ruang kerja Nicholas di mana sudah ada Alan dan Rafael yang menunggunya.

"Apa yang kalian dapatkan?" Tanya Robert saat memasuki ruang kerja.

"Beberapa data perusahaan dan rincian kekayaan Nicholas." Jawab Alan memeriksa dokumen yang tersimpan di brankas.

"Bagaimana dengan gadis itu?" Tanya Robert dengan wajah masam.

"Namanya Natasha. Aku rasa dia bukan cucu kandung Nicholas. Dia berkewarganegaraan Rusia." Sahut Rafael berusaha keras untuk menyembunyikan tawanya.

Namun sepertinya usaha Rafael tidak berhasil karena Robert menatapnya tajam. "Kau merasa terhibur!" Dengus Robert.

"Sangat." Tawa Rafael akhirnya pecah, diabaikannya wajah Robert yang kian menggelap menahan marah. "Ini kali pertamanya kau dihajar seorang perempuan tanpa ragu sedikit pun."

"Teknik beladiri yang bagus." Imbuh Alan.

"Selidiki saja latar belakangnya jangan ada yang terlewat." Dengkus Robert kesal.

Alan dan Rafael hanya saling bertukar pandang dengan sorot mata geli. Meski Robert adalah bos tapi mereka sudah bersama sejak kecil sehingga mereka sangat tahu bagaimana sifat Robert. Dan saat ini, harga diri Robert sedang terkoyak karena ada seorang perempuan yang tidak hanya berani menyentuhnya tetapi memukulnya dengan keras.

Behind The Bullet (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang