BAB 13. New

23.2K 1.2K 39
                                    

Jangan lupa meninggalkan vote dan komen, kritik, dan saran.

Publish on. 28 Oktober 2018

Selamat membaca ^^

Dengan langkah bergegas, Andrew menuju kamar Natasha meski kepalanya masih berdenyut hebat setelah seorang anak buah Robert menghampirinya untuk segera kesana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah bergegas, Andrew menuju kamar Natasha meski kepalanya masih berdenyut hebat setelah seorang anak buah Robert menghampirinya untuk segera kesana. Di dalam kamar terlihat Robert yang panik berusaha menyadarkan Natasha. Merasa dirinya sangat dibutuhkan, Andrew mendekati bosnya itu cepat-cepat.

"Ambilkan obat milik Natasha." Perintah Robert melihat kedatangan Andrew.

"Tapi..." Andrew berniat menolak karena yang ia tahu, Robert ingin Natasha lepas dari obat itu.

"Cepat!!!" Bentak Robert.

Tahu usahanya mengingatkan Robert akan sia-sia disaat seperti ini, Andrew segera berlari keluar untuk mengambil obat yang disembunyikan Robert di ruang kerjanya. Dan kembali ke kamar Natasha secepatnya. Setelah berada di dekat Robert, ia memberikan obat itu dan membantu Robert saat meminumkan obat itu pada Natasha. Ia sama sekali belum memahami bagaimana obat antipsikotik bisa berpengaruh terhadap keadaan Natasha yang mengalami kejang seperti saat ini.

"Apa yang terjadi?"

Satu kalimat tanya langsung meluncur tajam dari mulut Robert begitu Andrew selesai memeriksa Natasha yang kini telah berpindah di atas kasur. Gadis itu sudah stabil setelah meminum obat dan terlelap tidur.

"Saya tidak bisa memastikannya tuan. Catatan kesehatan yang anda berikan dan yang saya dapat dari dokter sebelumnya, tidak ada informasi mengenai hal ini." Jawab Andrew.

"Kau psikiater terbaik di amerika tapi kau tidak tahu apa-apa soal ini?!" Kata Robert tajam.

"Ini pertama kalinya saya menghadapi kasus seperti nona Natasha. Pasien-pasien sebelumnya yang saya tangani, tidak mengalami gangguan fisik seperti ini. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu nona untuk sembuh." Ucap Andrew.

"Sebaiknya begitu, atau nyawamu yang akan jadi taruhannya!"

Susah payah Andrew menelan ludahnya. Kerongkongannya mendadak terasa kering mendengar ancaman yang dilontarkan Robert padanya. Dialihkannya tatapan matanya pada Natasha. Gadis yang beberapa menit lalu mengerjainya habis-habisan di lapangan tenis itu kini terlihat lemah tidak berdaya dengan wajah sepucat kapas. Tidak terbayangkan perjuangan berat gadis itu sekarang dan pada Natasha lah nyawa yang disayanginya ia gantungkan.

......................................................

Masih dengan berjalan tertatih-tatih, Natasha memasuki kamar mandi. Kepalanya masih terasa sakit dan berat, tapi ia memaksakan bangun untuk membersihkan diri dari keringat yang melekat di tubuhnya. Saat terbangun tadi, tidak ada siapa-siapa yang berada di kamar. Ia hanya sendirian masih dengan baju khusus tenis yang entah didapat dari mana, Natasha tidak ingat. Sebenarnya tidak ada yang bisa ia ingat seharian ini karena Samantha memonopoli tubuhnya. Berbeda dengan Samantha yang tetap bisa terjaga saat ia yang mendominasi tubuh, Natasha justru terlelap dalam tidur saat Samantha keluar.

Behind The Bullet (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang