Bab 12. New

26K 1.2K 55
                                    


Jangan lupa meninggalkan vote dan komen, kritik, dan saran.

Publish on. 23 Oktober 2018

Selamat membaca ^^

Semilir angin sepoi-sepoi menemani lamunan panjang Natasha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin sepoi-sepoi menemani lamunan panjang Natasha. Pikirannya masih tertuju pada benda yang berada dalam genggamannya di balik buku yang ia pangku. Pembicaraan antara Robert dengan tamunya sama sekali tidak ia gubris bahkan saat pria bernama Andrew itu berpamitan, Natasha hanya memberikan senyum samar.

Lamunannya buyar saat Robert memeluk dari belakang. Pria itu memang sering melakukannya setelah percintaan mereka yang terakhir dan Natasha mulai terbiasa dengan hal itu. Karena percuma mencoba menjauh dari Robert, pria itu tidak pernah menyerah untuk terus menggapainya.

"Apa yang kau pikirkan sayang?" Tanya Robert mencium pipi Natasha.

Gadis itu menggeleng pelan. Robert yang merasakan ada yang salah dengan Natasha langsung mengangkat gadis itu dan memangkunya. Mengabaikan tatapan protes Natasha yang merasa risih dengan keintiman Robert yang tidak mengenal tempat.

"Biarkan saja semua tahu kau adalah milikku." Kata Robert santai.

"Tapi haruskah kau melakukan ini?" Gerutu Natasha merasa tidak nyaman dalam pangkuan.

"Tentu saja Tasha." Robert tergelak melihat wajah Natasha yang memerah.

"Robert lepaskan." Erang Natasha.

"Tidak." Tolak Robert mengencangkan dekapannya.

Saat keduanya tengah sibuk berdebat, tiba-tiba saja muncul Rafael dengan membawa sebuah berkas di tangan. Pria itu terlihat terkejut, tetapi tatapannya langsung berubah menjadi kerling nakal menggoda melihat wajah Natasha yang merah padam.

 Pria itu terlihat terkejut, tetapi tatapannya langsung berubah menjadi kerling nakal menggoda melihat wajah Natasha yang merah padam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Rafael Wendler )

"Sepertinya aku datang diwaktu yang tidak tepat." Celetuk Rafael tercengir.

"Ada apa?" Tanya Robert sedikit terusik.

"Bukan masalah yang mendesak. Sebaiknya aku simpan saja di ruang kerjamu. Lanjutkan saja acara pacaran kalian, jangan menganggap aku pernah datang." Kata Rafael terkekeh geli melihat Natasha yang menyembunyikan wajahnya di bahu Robert. Ia kemudian berbalik pergi sambil bersiul-siul tanpa beban.

Behind The Bullet (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang