Dua

29 6 0
                                    


Hari kedua di Korea. Mia dan teman-temannya pergi mengunjungi sebuah butik milik seorang desainer Korea. Mereka diharapkan dapat terinspirasi dan membuat desain secara individu. Pemilik butik tersebut adalah seorang wanita paruh baya, sekitar umur 30-an, dan Mia sangat menyukai wanita itu. Sorot mata nya yang hangat membuat Mia merindukan mamanya. Apalagi setelah mengetahui jika wanita yang biasa dipanggil Nyonya Gong itu juga mendesain beberapa model busana untuk artis-artis terkenal di Korea.

Setelah mendapat pengarahan dan kepuasan berkeliling butik, Ny.Gong meminta mereka membuat desain yang unik. Ia memberikan waktu 2-3 jam untuk membuatnya. Ny.Gong memang ingin mengetahui kemampuan para desainer muda yang berpartisipasi tahun ini. Karna pada tahun lalu, ia sempat kecewa karna para peserta yang terlihat kurang minat pada dunia desain padahal mereka sangat berpotensi.

Selain itu, ia juga membutuhkan seorang asisten yang juga seorang desainer muda yang berbakat. Ia berniat merekrutnya jika memang ada yang menarik perhatiannya tahun ini.

Setengah jam sebelum waktu yang diberikan habis, Mia berniat menunjukkan desain baju rancangannya kepada Ny.Gong, Mia melihat wanita itu sedang duduk di teras lantai dua. Ia terlihat sedang mengamati beberapa desain yang mungkin milik para peserta yang lebih dulu selesai.

"Permisi Ny.Gong" kata Mia sopan.

"Oh hai.. Silahkan duduk, apa kau berniat menunjukkan desainmu?" tanya Ny.Gong.

"Terima kasih, iya.. Ini beberapa desain saya, tidak terlalu bagus memang, saya hanya pemula dibandingkan Ny.Gong" Mia memberikan beberapa lembar kertas desainnya. Ny.Gong menerimanya dan mengamati gambar disetiap kertas.

"Apa kau tidak mau menjelaskan setiap gambar mu?" tanya Ny.Gong setelah melihat Mia hanya duduk dan diam.

"Ah! Iya .. Itu semua desain saya yang terinspirasi oleh cara berpakaian orang Korea, namun saya tetap memberikan nuansa negara kelahiran saya. Seperti yang anda lihat, beberapa bagian dipenuhi dengan corak yang disebut batik" jelas Mia panjang lebar.

"Kamu sangat berbakat dengan menggabungkan dua kebudayaan membuat desainmu sangat unik. Selain itu, maaf siapa namamu?"

"Nama saya Mia, Mia Anastasya" kata Mia memperkenalkan dirinya.

"Mia Anastasya, ini kartu pengenal saya. Jika kamu membutuhkan saya, mungkin untuk mendiskusikan sesuatu atau hanya untuk berbincang-bincang, kamu bisa menelpon saya" Ny.Gong mengeluarkan secarik kertas dan memberikannya kepada Mia.

"Untuk desainmu ini, ijinkan saya untuk menyimpannya. Jika kamu tidak keberatan" lanjut Ny.Gong.

"Tentu saja tidak, bahkan saya sangat senang"

"Saya senang mendengarnya, semoga kita bisa menjadi tim dan bekerja sama dengan baik"

"Maksud Ny.Gong ?" tanya Mia.

"Ya, saya sedang mencari seorang asisten yang memiliki kemampuan desain yang baik. Dan saya tertarik dengan gadis muda yang penuh semangat sepertimu. Jadi saya menawarkan pekerjaan ini. Tidak perlu kamu jawab sekarang, masih banyak waktu untuk memikirkannya dulu. Jika kamu sudah yakin dengan jawabanmu, tolong segera hubungi saya" Ny.Gong tersenyum kemudian beranjak dari tempatnya, meninggalkan Mia yang masih terbengong karna pikirannya yang sulit mencerna semua perkataan wanita itu.

*
*

Diwaktu yang sama, seorang pria menatap ke arah luar jendela dari lantai 3 gedung MW-ent sambil membawa selembar kertas kusut di tangannya. Napas pria itu sangat berat seperti telah melakukan hal yang melelahkan. Matanya kembali tertuju pada kertas ditangannya, sebuah desain yang ia temukan bersamaan dengan kamera SLR milik gadis itu. Matanya menelusuri kertas putih itu dan menemukan sebuah tanda tangan kecil disudutnya. 'Mia' begitu ia membaca kata itu dalam hati. Ia yakin jika itu adalah nama gadis manis yang ia temui kemarin.

With you [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang