Tiga

22 6 0
                                    


Dihari ketiga ini, Mia dan teman-temannya tidak ada acara yang harus dihadiri. Mereka diberikan waktu sehari istirahat yang mereka manfaatkan untuk berkeliling kota. Teman sekamar Mia, Dea. Ia mengajaknya untuk pergi bersama ke konser musik malam ini.

"Kapan kamu beli tiketnya?" tanya Mia melihat dua buah tiket yang ditunjukkan Dea padanya.

"Ah Mia.. kemarin aku diam-diam keluar dan membelinya. Aku sudah tau akan ada konser dari jauh-jauh hari yang lalu"

"Jadi kamu sudah merencanakan semuanya? Tapi konser musik apa ini? Aku bahkan tidak tau sama sekali siapa yang akan tampil disana" kata Mia sambil membolak-balikkan tiket konser itu.

"Sudahlah Mia, kau ikut saja karna aku butuh teman yang seusia. Dan ini konser dari grup favorite ku" kata Dea. Wajah gadis itu menunjukkan bahwa dirinya sangat bahagia.

"Ah yang lain saja, jangan aku"

"Ayolah, peserta yang lain sudah terlalu tua untuk datang ke konser seperti ini. Lagi pula aku yakin jika kau akan tertarik dengan mereka. Mereka semua sangat tampan"

"Yakin sekali kau, maaf tapi aku tidak sedang mencari orang Korea. Guru PPKN di sekolah dasarku selalu bilang agar aku menyukai produk dalam negri"

"Produk dalam negeri? Kayak si Anto?" tanya Dea sambil tertawa. Ia mengingat teman kuliah Mia yang gayanya seperti penguntit itu yang selalu menggunakan kacamata besar, rambutnya yang klimis dan penampilannya yang membuat siapa saja mengira bahwa dia anak yang rajin. Tapi nyatanya Anto memiliki sifat seperti psikopat gila. Anto selalu mencari keberadaan Mia. Sampai-sampai pernah suatu hari Mia takut pulang dari butik karna Anto yang terus menatap kearah butik menunggu Mia keluar.

"Ya ! Itu sih produk gagal" tawa Dea semakin kencang mendengar jawaban dari Mia.

"Terserah deh Mia, awas aja kalo kamu terpesona dengan mereka" Dea berhenti tertawa kemudian mengancam Mia.

"Iya iya, aku ikut denganmu nanti malam. Aku juga akan buktikan jika aku serius. Tapi sekarang kita jalan-jalan dulu, aku tidak sabar untuk segera melihat kuil di atas bukit"

"Baiklah kita pergi"

Mereka berdua pergi bersama menaiki bis. Letak kuil itu diatas bukit dan dikelilingi taman bunga yang luas. Mia duduk diantara bunga-bunga taman di belakang kuil. Suasananya tidak terlalu ramai karna hari ini bukan hari libur. Semua warga Korea mungkin sedang menghabiskan waktunya dikantor ataupun di sekolah.

Mia menunggu Dea yang pergi untuk membeli minuman disekitar kuil. Ia membaringkan tubuhnya diatas rerumputan. Sebenarnya saat ini Mia sedang mendapat banyak inspirasi, tapi sayang karna ia tidak membawa buku desain sehingga dalam sekejap inspirasinya menguap begitu saja.

"Ini minumanmu" Dea menyodorkan minuman kaleng ke arah Mia.

"Makasih" jawab Mia.

"Kita harus segera pulang setelah ini Mia" kata Dea.

"Kenapa buru-buru?"

"Buru-buru? Kau pikir sudah berapa lama kita ada disini? Hari memang masih cerah tapi sudah tidak ada banyak waktu untuk mempersiapkan diri pergi ke konser musik nanti malam" jelas Dea.

"Memangnya berapa lama waktumu untuk mandi?" tanya Mia.

"Maksudmu?" tanya Dea balik yang tidak mengerti maksud Mia.

"Kita hanya perlu kembali ke hotel, mandi dan berganti pakaian saja kan, tak akan butuh waktu lama"

"Hei Mia ! Apa hanya itu yang biasa kamu lakukan?"

"Memangnya apa lagi?" tanya Mia polos.

"Ya ampun anak ini, aku benar-benar iri padamu. Bagaimana mungkin seorang wanita yang bahkan tidak punya sisi wanita sama sekali bisa sangat cantik seperti mu, sedangkan aku butuh waktu lama untuk berdandan" sungut Dea frustasi.

With you [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang