Sudah 2 hari Seun Joo tidak kembali ke dorm. Ia sudah memberitahu managernya bahwa ia akan menginap dirumah orangtua nya sementara ini. Sekaligus menghindari Key, orang yang selama ini ia percaya yang ternyata telah membunuh Mia. Seun Joo benar-benar marah, juga pada Airin. Hanya saja malam itu ia tak tega jika harus memukul Airin.
Terbayang kembali bagaimana raut wajah Mia saat kesakitan dihari kecelakaan itu. Seun Joo begitu terpukul. Ia menyayangi gadis itu. Mengajak gadis itu masuk kedalam dunianya, tapi tragis justru Mia harus meninggal ditangan orang terdekatnya. Seun Joo terus memaki dirinya, menyalahkan dirinya sendiri. Andai saja ia tak mencintai Mia, tak berharap lebih pada gadis itu. Mungkin ia masih bisa melihat senyum gadis itu saat ini. Mungkin mereka sedang berada di studio untuk pemotretan atau hanya sekedar makan malam sederhana bersama para member, manager, dan Ny.Gong di kantin Mw-ent.
Seun Joo terduduk di sebuah bangku taman dekat komplek rumah orang tua nya. Beberapa anak tampak bermain kesana kemari, menikmati hari libur mereka.
Dalam lamunannya, ia kembali teringat akan janjinya bersama Mia. Janji yang mereka buat untuk bertemu kembali dan saling melepas rindu. Mereka bahkan belum sempat memenuhi janji itu. Akhir pekan ini adalah hari terakhir bulan oktober sekaligus tepat 5 bulan Mia kembali ke Indo.
Tapi tuhan berkehendak lain, keajaiban juga tak berpihak padanya. Seun Joo kecewa karna tak bisa melakukan apapun hingga saat-saat terakhir. Keadaan semakin memburuk sejak ia mengetahui jika Key mengkhianatinya. Orang yang benar-benar tak pernah terpikirkan olehnya tega melakukan itu.
Seun Joo marah, sangat marah. Ia memendam luka ini sendirian. Bahkan ia tak bisa berteriak, seolah tercekat. Memangnya siapa yang akan dimarahinya? Tuhan? Seun Joo benar-benar tak berdaya.
"Hei" seseorang menepuk pundak Seun Joo dari belakang. Seun Joo menoleh. Begitu mengetahui siapa orang itu, ia buru-buru berdiri. Bukan karna takut, tapi lebih karna berusaha menahan diri agar tak menuruti emosi nya saat ini. Berada dekat dengan orang ini benar-benar membuatnya emosi.
"Kenapa kau kesini?" tanyanya.
Key terdiam. Luka lebam masih tampak di beberapa bagian wajahnya. Meski sakit, ia mengabaikannya. Karna ia tau, apa yang dirasakan Seun Joo jauh lebih sakit dari ini.
"Aku terus mencarimu sejak malam itu. Aku pergi kesemua tempat yang pernah kau kunjungi hanya untuk mencarimu. Aku juga berkali-kali pergi ke rumah orang tuamu, tapi aku tak pernah bisa menemukanmu. Ayah dan ibu mu bilang kau tak ada disana. Hingga satu minggu yang lalu aku tanpa sengaja membuka pesan darimu untuk manager. Aku buru-buru kesini dan akhirnya orang tuamu memberi tauku jika kau mungkin sedang berjalan-jalan di taman. Aku tau kau menghindariku, kau membenci ku. Aku sadar aku salah"
"Kau tau, lalu kenapa masih berani menemuiku?" selah Seun Joo.
"Maafkan aku" kata Key. Ia benar-benar menepis semua ego dan rasa gengsinya. Ia datang hanya ingin menceritakan semuanya. Karna ia tau, sebanyak apapun ia meminta maaf dan menyesali perbuatannya, Seun Joo tak akan memaafkannya. Semuanya tak akan berubah.
Seun Joo mengalihkan pandangannya. Ia benar-benar muak. Tangannya menggenggam erat menahan emosi. Menahan agar tak memukul pria didepannya itu.
"Pergilah dari sini, aku tak butuh maaf mu. Karna bukan aku yang seharusnya menerima permohonan maaf itu. Tapi sayangnya orang yang seharusnya menerimanya tidak ada disini. Ia sudah pergi""Setidaknya dengarkan aku" kata Key. Melihat tak ada penolakan dari Seun Joo, Key mencoba menceritakan semuanya.
"Aku mencintai Airin. Aku mencintainya sejak 2 tahun lalu. Aku selalu ingin melindunginya, aku ingin menjadi orang yang pertama untuknya. Tapi sayang, aku harus menerima kenyataan jika ia lebih mencintaimu" Key menghembuskan napasnya. Entah kenapa mengatakan semua ini lebih sulit dari pada latihan menyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
With you [END]
RomanceBerjanjilah, 5 bulan dari sekarang kita akan melepas rindu bersama disini. I'll be waiting for you in here bae~