"This is getting nowhere."
"Shut up Gre."
"What? I'm just saying. Look, do you want to do it or not?"
"Kamu bisa sabar gak sih?"
"Ci, kata itu gak tertera di dalem kamusku."
"Bukannya kamus kamu isinya cuma angka ya?"
Shani memberi Gracia sebuah tatapan skeptis. Dia sudah pasti tahu mengenai hal itu karena ia mengenal Gracia sudah sejak lama. Gracia memutar bola matanya dan terus mengamati bangunan yang berada di seberang posisinya.
"Kamu ngancurin mood aku Ci."
"Kamu yang duluan ngancurin mood aku."
Shani tidak senang dengan tuduhan Gracia. Dia menyilangkan tangannya dan membuang pandangan. Gracia melirik ke arahnya dan melihat wanita yang lebih tua darinya itu sedang ngambek padanya. Dia tersenyum.
"Aku cuma bercanda. Sorry?"
Gracia memanyunkan bibirnya seperti anak kecil dan Shani pun mengalah. Yah, jika dia tidak mengalah maka Gracia akan masuk ke tahap selanjutnya yang mana ia akan berbicara layaknya anak kecil yang mana sangat mengganggu Shani.
"Ish. Udah perhatiin aja dia."
Gracia tertawa dan kembali mengawasi targetnya. Dia melihat pria itu masuk kedalam mobilnya.
"Dia bergerak."
Gracia menginformasikan Shani. Wanita itu menyalakan mesin mobil mereka dan memutar mobilnya lalu mengikuti kendaraan target. Dia memastikan dia membuat jarak yang masuk akal diantara kedua mobil memastikan target mereka tidak menyadari bahwa ia sedang di ikuti. Matanya terfokus pada mobil target sementara Gracia mengakses laptopnya.
"Ci, tetep dijarak ini."
"Oke."
Gracia berfokus pada tugasnya di laptop. Dia tersenyum ketika berhasil mengakses apa yang di inginkannya.
"Berhasil?" Tanya Shani.
"Gampang banget. Ganti rute orang itu. Bersiap untuk melakukan intersepsi."
Shani melihat ketika mobil di depannya tiba-tiba keluar dari jalan layang dan masuk ke jalan sempit yang sudah tidak dipakai lagi. Dia melirik kearah Gracia dan melihat wanita itu memamerkan cengirannya.
"Apa? Aku kan hebat."
Shani hanya tertawa kecil dan kembali fokus pada kemudinya. Waktunya untuk beraksi. Dia menginjak pedal gas dan menaikkan kecepatan mereka. Disampingnya Gracia sedang melakukan penghitungan waktu.
"Sekarang Ci!"
Shani menambah kecepatan dan memotong laju mobil tersebut dari samping menghalangi jalannya. Target mereka membanting stir ke kiri dan menabrak pohon yang berada di pinggir jalan. Untungnya, Gracia memilih area terisolir sebagai tempat intersepsi mereka. Shani keluar dari mobil berlari menuju sang pengemudi dengan tongkat baseball di tangan menuju mobil target mereka sementara Gracia membawa pistolnya bersamanya dan berjalan menuju sisi penumpang. Dia memasang peredamnya dan menembakkan dua peluru mengenai jendela penumpang. Seseorang di dalamnya berteriak dengan keras. Shani menghantam jendela pengemudi. Seorang pria berada di dalamnya dengan tangan menutupi wajah melindungi diri dari pecahan kaca. Gracia melihat pria itu dan dari sisi penumpang ia membidikkan pistolnya pada pria itu. Shani membungkuk dan melihat target mereka.
"Hai kak."
Pria itu terkejut ketika suara Shani terekam di telinganya. Perlahan ia mengangkat wajah dan melihat Shani tengah menatapnya dengan tatapan tajam mematikan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROJECT 9: The New Era
FanfictionSequel dari Project 9 Still not mine. Credit goes to Bluppy as the writer, I only change the languages, characters and some of it to be fit. Hope you guys would enjoy this one too