"Snipers, kalian dapat melihat dengan jelas?"
"Negative Sir."
"Kalian yakin?"
"Positive."
Elang berharap ia bisa mendapatkan posisi pasti musuh melalui para penembak jitunya tapi sama seperti yang lainnya, dia tidak mendapatkan apapun kecuali data dari heat satellite G48. Hal ini sama sekali tidak membantu. Dia mungkin unggul dalam kuantitas tapi ayo kita berpikir realistis. Teamnya berhadapan dengan tactical team G48 yang paling ditakuti dan disegani. Sebuah team legendaris yang gagal untuk di reproduksi oleh G48. Setidaknya dia akan merasa sedikit tenang jika dia dapat mengetahui posisi mereka. Itu saja. Hanya itu. Apa yang akan dilakukan oleh Kinal jika wanita itu berada di posisinya? Elang mengingat sesuatu. Kinal adalah tipe komandan yang akan menyerang secara langsung. Mungkin dia sudah mengirimkan teamnya kebawah?
"Luncurkan tank untuk mengelilingi gedung dan buat terlihat seperti benteng. Pasang para agent kita didepan. Kalau saya Kinal, pertama saya pasti akan menghancurkan senjata paling besar yang berada di arena."
"Yes sir!"
...
Shania melihat tank-tank itu berpindah posisi dari puncak leher crane. Bibirnya membentuk sebuah senyuman.
"Dia ketipu."
Kinal mendongak kearahnya dari tumpukan peti.
"Gue bilang juga apa, Ve itu hebat."
"Aku gak bilang kak Ve gak hebat tapi aku gak nyangka kak Ve bisa memprediksi Elang dengan sangat akurat."
Tiba-tiba saja muncul satu pertanyaan dibenak Shania.
"Kak Kinal, aku gak pernah nanya ini sebelumnya tapi kira-kira siapa yang bakal menang antara kakak dan kak Ve?"
"Lo pengen jawaban jujur?"
"Iya soalnya aku gapernah liat kalian berhadapan di command battle."
"Yah, sebenernya kami pernah behadapan satu kali lawan satu sama lain." Senyum Kinal melebar mengingat hari itu. Itu adalah pertandingan tidak resmi yang sepakat untuk mereka rahasiakan.
"Iya? Siapa yang menang?" Shania sedikit terkejut mendengar informasi ini. Itu pastilah pertandingan tidak resmi karena kinal memiliki hasil 100% menang.
"Pertandingannya sengit. Gue menang."
"Selama sepersekian detik aku pikir kak Ve yang menang."
Terdapat jeda yang cukup lama dari Kinal. Dia memang memenangkan pertandingan itu tapi dia lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi hari itu.
"Kalo bukan karena pistolnya udah terlalu panas tepat didepan muka gue. Satu peluru lagi dan Ve pasti menang."
...
Veranda mengulang-ulang skenarionya didalam kepala. Apapun yang akan terjadi selanjutnya adalah krusial. Menang atau kalah, semua tergantung padanya.
"Kak, dia ngerubah tank-nya kayak yang udah kak Ve prediksikan."
Ini bisa saja merupakan pertempuran terbesar dalam hidupnya dan dialah yang memegang komando. Sekarang atau tidak sama sekali.
"Udah waktunya. Semuanya dengerin."
Nada suaranya berubah. Sikap tubuhnya berubah. Matanya menjadi lebih fokus.
"Udah lama banget sejak terakhir kali kita melakukan tugas lapangan. Aku tau kita mungkin sedikit karatan karena kurangnya latihan dalam 10 tahun terakhir. Aku tau karena aku begitu tapi aku kenal semua yang ada disini dan aku tau masing-masing dari kalian adalah pribadi yang sangat bertalenta. Kita pernah menghadapi pertempuran yang jauh lebih buruk dari ini dan kita masih bisa pulang dalam keadaan gak kurang suatu apapun. Aku pengen berjalan keluar dari pertempuran ini tanpa kehilangan suatu apapun dan nantinya kita bisa mengolok-olok betapa menyedihkannya G48. Sebelumnya mereka gak bisa ngebunuh kita dan kali inipun akan aku pastikan mereka tetep gak akan bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROJECT 9: The New Era
FanficSequel dari Project 9 Still not mine. Credit goes to Bluppy as the writer, I only change the languages, characters and some of it to be fit. Hope you guys would enjoy this one too