Goodbye

2.2K 239 81
                                    

"Ma'am, kita sudah siap."

Dia menunggu perintah wanita itu. Gaby mengangkat tangannya. Matanya menatap lurus pada layar panel.

"Luncurkan misilnya!"

"Baik, ma'am!"

...

Gracia terbangun dan mengusap mata lelahnya. Dia melihat ponselnya berkedip-kedip. Dia memperbesar gambar yang tertera di layar. Matanya membelalak namun sudah terlambat. Beberapa detik kemudian, sebuah ledakan besar terdengar di tengah-tengah kota LA. Para petugas polisi dan pemadam kebakaran diluncurkan ke tempat kejadian. Api dan asap dapat terlihat. Sungguh bukan awal yang baik untuk memulai hari yang baik.

...

Los Angeles.
Sebuah rumah di pusat kota meledak berkeping-keping pagi tadi. Polisi telah mengkonfirmasinya sebagai kebocoran gas yang menyebabkan kematian 7 orang wanita dengan usia berkisar dari 30 sampai 40 tahun, seorang gadis berusia 13 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 12 tahun. Para petugas pemadam kebakaran kesulitan untuk mempertahankan sisa dari bangunan yang telah hancur tersebut. Sungguh hari yang menyedihkan bagi keluarga yang terlibat.































































CANDA DOLO KAN YAAAAA. NIH YANG ASLI DIBAWAH NIH.

Beby tenggelam dalam pikirannya. Dia sudah berpikir. Dia sudah menimbang pilihannya. Tidak peduli jalan apapun yang ia ambil, dia dapat melihat dirinya sendiri terjebak. Sebuah jalan buntu. Tapi dia harus cepat dan satu langkah di depan. Selalu. Veranda melihat Beby seorang diri di taman. Mungkin wanita itu butuh udara segar setelah ditangkap oleh Mario. Veranda melihat ke sekeliling dan berjalan kearah Beby. Dia duduk disamping wanita itu dan membiarkan matanya menikmati pemandangan yang tersuguh. Dia harus mengakui, Beby dan Shania memiliki pemandangan taman belakang yang paling bagus.

"Jarang banget ngeliat kamu sendirian tanpa Shanju."

Bibir Beby membentuk sebuah senyuman tipis.

"Apa kami selalu seperti itu?"

"Are you kidding me? Kalian berdua itu udah kayak Romeo dan Juliet dan tentu saja tanpa bagian matinya."

Veranda mendorong Beby pelan membuat wanita itu tertawa. Beby meraih kepala Veranda dan pura-pura mencekiknya lalu mengacak rambut wanita itu.

"Ih! Aku udah bukan anak kecil lagi! Beby!"

"Not a chance kak Ve!"

Setelah berusaha keras, Veranda akhirnya berhasil melepaskan diri dari cengkraman Beby. Dia memukul punggung wanita itu.

"Jahat banget sih kamu."

"Siapa bilang gue baik?"

Mereka berdua kembali tertawa bersama. Rasanya seperti sudah bertahun-tahun lalu sejak mereka bisa bercanda seperti ini. Sejak mereka memiliki keluarga untuk di urus, Veranda jarang sekali memiliki waktu untuk dihabiskan dengan Beby. Beby adalah rekannya dulu di G48. Mereka selalu melakukan misi bersama-sama. Namun itu semua terjadi di masa lalu. Beby bersandar pada kursi dan memejamkan mata. Veranda memperhatikan wajah temannya itu. Sepertinya waktu mulai mempengaruhinya. Wanita itu terlihat lebih bahagia, hal itu tidak diragukan lagi. Namun ada sesuatu yang mengganggunya dan dia merasa dia harus membantu mengangkat masalah tersebut dari dada temannya.

"Keliatannya kamu lagi mikirin sesuatu. Ada apa Beb?"

Beby tidak mengatakan apapun. Veranda tidak menyerah.

PROJECT 9: The New EraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang