Chapter 6 : Broken Heart

31 5 41
                                    

Tommy berusaha mencari cara untuk keluar dari kelas itu.

"Goody, kami akan membantumu. Jangan khawatir!"

Thunder menyemangati Tommy.
Begitu pun Handsome.

"Benar! Jangan khawatir!"

Tommy mulai kehabisan akal.

"Bagaimana caranya kalian ingin membantuku? Kalian tidak bisa melakukan apapun."

"Hei! Kami setidaknya bisa memberi intruksi padamu!"

"Intruksi apa?"

"Aku dapat ide! Tunggu sebentar!"

Thunder berlari meninggalkan Handsome disana yang kebingungan.
Thunder menyambangi salah satu kelas.
Ia mengelilingi kelas itu.

"Masa iya tidak ada yang memakai pin rambut?"

Thunder terus mengelilingi kelas.
Tidak ada pin rambut, namun, ada peniti yang menjepit baju seorang siswi.

"Ah, yang ini mungkin bisa digunakan!"

Thunder meraih peniti itu dan melepasnya dari baju siswi itu.
Alhasil, baju siswi itu terbuka. Hingga pakaian dalamnya pun terlihat.

"Aaaakhhh! Siapa yang mengambil peniti ku?!"

Teriak siswi yang sadar bahwa bajunya tersingkap itu kalut.
Thunder tersenyum nakal, dan berbisik ke telinga siswi itu.

"Maaf ya! Aku harus meminjam ini darimu, untuk menolong tuanku. Terima kasih!"

Bisikkan Thunder terasa seperti angin yang meniup telinga siswi itu

"Siapa yang meniup telingaku?!"

Thunder terkekeh dan segera pergi dari kelas itu.

Thunder kembali ke tempat Handsome berada.

"Ke mana saja kau ini? Sedari tadi tuan kita terus berteriak tidak jelas. Tampaknya, ia depresi tidak bisa mengejar gadis yang dicintainya."

"Oh, benarkah?"

"Diam kalian! Lebih baik kalian cepat keluarkan aku dari sini. Atau perjanjian kita batal."

Handsome dan Thunder tidak dapat menerimanya.

"Kalau begitu kami tidak akan mengeluarkanmu dari sini!"

"Ya sudah! Tidak mau keluarkan aku juga tidak apa-apa."

Tommy sungguh kesal.
Thunder dan Handsome yang penasaran langsung mendekatkan telinga mereka ke pintu.
Tidak terdengar suara apapun dari Tommy.
1 menit kemudian,

"Aku berubah pikiran. Cepat keluarkan aku dari sini!"

Handsome dan Thunder tertawa mendengarnya. Bahkan mereka melakukan tos.

"Baiklah!"

Thunder menyelipkan peniti ke sela pintu.
Tommy meraihnya dan berusaha membuka pintu itu dengan peniti.
Seraya membuka Tommy terus berceloteh.

"Kenapa tidak kalian coba saja buka pintu ini?"

"Goody cerewet!"

Akhirnya Tommy berhasil membuka pintu itu.

"Berhasil!"

Tommy keluar dari kelas itu.
Mereka pun menyambut Tommy dengan riang gembira.
Tommy yang kesal segera berjalan menjauh, tetapi, ia berlari kembali ke kelasnya untuk mengambil tasnya.
Lalu, keluar, dan berjalan bersama kedua malaikat itu.

Happy CupidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang