Chapter 13 : (Test Over) A Piece Of Heart

19 1 45
                                    

Tommy melihat Handsome dan Thunder mengacungkan jempol mereka padanya, dari balik semak-semak.
Tommy pun menarik napas yang dalam.

"Elsa, keluarlah!"

Tommy memanggil Elsa dari lantai bawah, persis seperti apa yang terjadi di dalam mimpinya.
Teman-teman Elsa memanggil Elsa. Elsa pun melihat keberadaan Tommy di lapangan, dari lantai dua.

"Biarkan aku menyanyikan sebuah lagu untukmu! Dengarkan baik-baik, ya?"

Ujar Tommy setengah berteriak.
Dengan ekspresi dingin Elsa pun bergumam dengan suara yang kecil.

"Memalukan sekali!"

Tommy pun memetik senar gitar itu, dan mulai bernyanyi.

~Aku akan menunggu sampai hari itu
Kau akan kembali kepada ku
Jika Kau bersedia memilikinya
Maka, Selamanya hatiku tidak akan berubah
Aku akan menunggu sampai hari itu Seperti kembali ke masa lalu
Jika suatu saat hilang
Tetap masih bisa kembali
Tidak peduli meskipun harus menunggu berapa tahun~

Tommy menaruh gitarnya tepat di depannya.

"Elsa, Bagaimana? Kau menyukainya, tidak?"

Tommy tidak bisa menemukan Elsa.
Tetapi, Elsa kembali lagi. Bersama wadah berisi air dingin.

"Ah, Elsa!"

Tommy bergembira saat melihat Elsa kembali.
Tetapi, Tommy juga kebingungan melihat Elsa kembali bersama wadah.

"Elsa, Kau-"

Belum selesai Tommy berbicara, Elsa mengguyur Tommy dengan air dingin yang sebelumnya berada di dalam wadah itu.

"Aku tidak menyukainya."

Ucap Elsa dengan nada datar seperti biasanya.

Sementara, Thunder dan Handsome tercengang melihat respon buruk dari Elsa pada Tommy.

"Goody!"

Ucap mereka berdua dari balik semak-semak.

"..."

Tak ada yang dapat di lakukan Tommy, selain terdiam kaku dan masih dalam keadaan syok. Untuk beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba, suara dengan nada keras terdengar oleh mereka semua yang ada di sana.

"Siapa yang mengambil gitar di kelas musik?!"

Tommy tersadar. Tommy pun segera berlari menjauh dari sekolah, seraya memeluk gitar tersebut.

"Ah! Goody! Tunggu!"

Handsome dan Thunder segera mengejar Tommy yang sudah berada cukup jauh dari mereka.

。。。

"Kurasa... ini sudah cukup jauh..."

Tommy kelelahan setelah berlari sangat jauh dari gedung sekolahnya.
Ia berjalan dengan gerakkan yang amat lambat dan wajah murung. Berikut, gitar klasik yang masih terus dibawanya.

"Memang tidak seharusnya aku bernyanyi seburuk itu untuknya..."

"Ya! Benar! Itu semua adalah kesalahanku! Bukan salahnya. Kalau saja... Ah... Sudahlah..."

Sebenarnya, Tommy tidaklah berjalan sendirian.
Jauh di belakangnya, ada kedua malaikat yang selalu membantunya.
Tommy tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Jangan mengira aku tidak tahu kalian ada di belakang!!!"

Ujar Tommy seraya memutar tubuhnya ke arah Thunder dan Handsome, dengan intonasi bicara yang cukup tinggi dan ekspresi yang dianggap Tommy adalah marah, padahal, ekspresi itu hanya menambah kelucuan wajah Tommy.

Happy CupidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang