07 [Kepercayaan dan Ketakutan]

1.1K 73 7
                                    

"Hai cantik," sapa seseorang sembari menyentuh pundak Alicia.

Alicia hanya meliriknya singkat tanpa ada minat sedikit pun untuk mebalas sapaannya. Rasa kesal telah menyelimuti dirinya.

"Mau kemana?"

"Bukan urusan lo!" jawabnya dengan datar dan segera meninggalkan orang itu sendiri.

'Saat ini lo boleh ngejauh, tapi gak lama lagi, lo bakal tau mana yang lo butuhin. Ada atau kesetiaan.'

Alicia memandang tajam laptop yang kini menjadi teman baiknya. Tugas kuliahnya membuat dirinya terpaksa menatap laptop hingga berjam-jam. Sungguh membosankan bagi Alicia.

"Salah Ai, harusnya 20.000.000. Karena komputer bukan masuk modal Zainal."

Alicia menyatukan alisnya dengan menompang dagu. Matanya menjelajah tulisan nominal uang yang begitu banyak.

"Yang mana sih Key?" tanyanya kepada Keyla. Masih ingat Keyla kan? Teman kelas dan teman seperjuangan LDR Alicia.

"Transaksi nomer dua, itu tertera sebagai peralatan Cia, bukan modal Zainal. Jadi 1.250.000 itu bukan menambah modal, tapi dia menambah peralatan perusahaan." Alicia segera mengecek lembar tugas miliknya.

Ia tersenyum kecil. "Iya ya, makasih udah di ingetin, ibu persitnya bang Viko."

"Sama-sama Nyonya Yoshua."

"Masih calon ya, siapa tau nanti jodohnya lain," ucap seseorang yang tiba-tiba gabung dengan Alicia dan Keyla. Keyla menatap jengkel, sedangkan Alicia mentapanya datar.

"Jodoh atau tidak, itu bukan urusan Anda!"

"Suka banget ya, lo ngurusin hidup Alicia. Kali ini kalau lo bilang gitu, bukan cuma Alicia yang bakal ngemusuhin lo, tapi semua orang. Semua orang yang mempunyai harapan yang baik untuk dirinya. Karena lo gak tau, gimana mempertahankan harapan menjadi kenyataan, lo taunya hanya merusak semua harapan itu dan membiarkan berserakan ketiup angin."

~Love Between a Distance~

"Gimana sama bang Viko?" tanya Alicia pada Keyla. Mereka saat ini menikmati coffee di sebuah kedai kopi yang tak jauh dari kampusnya.

"Ya gitu Ai, kemarin sempat ada sesuatu yang membuat kita agak jauh," jawabnya dengan menunduk. Alicia hanya diam, ia membiarkan temannya ini bercerita terlebih dahulu.

"Kemarin, mantan dia pasang foto sama dia ... dan itu baru. Aku gak tau kenapa dia gak cerita kalau ketemu sama mantanya. Padahal biasanya dia selalu cerita apapun. Gak tau kenapa, aku gak suka lihat dia foto kayak gitu sama mantanya.

"Oke, kalau memang aku egois dan gak percaya sama dia. But, you know what i feel Ai. Kamu juga perempuan, gimana gak marah kalau dia gak jujur. Awalnya aku diem, karena aku tau dia cuma mantannya. Lama kelamaan, gak tau kenapa aku ngerasa kalau semua itu gak bener. Aku gak tau harus gimana? Mau nanya sama dia susah, mau ngehubungin dia, jelas gak mungkin."

Alicia menepuk pundak Keyla pelan.

"Aku tau gimana perasaan kamu, merasa cemburu memang wajar. Merasa ragu memang juga wajar. Namun, sebisa mungkin semua itu harus dihilangkan. Hubungan kita adalah hubungan yang sangat penuh dengan keterbatasan. Hanya kepercayaan satu sama lain kuncinya. Kalau hal itu saja sudah memudar, gimana mau mempertahankan hubungannya? I know, kadang ego selalu menguasai. But, you can try it. Mengurangi semua keraguan dan mulai percaya penuh,"-Alicia mengambil tisue-"ngomong memang mudah, seendaknya semua itu bisa nguatin kamu."

'Aku gak tau, gimana kalau aku yang di posisi Key, bisakah setegar seperti apa yang tadi ku ucapkan? Atau malah nyerah gitu aja?'

Love Between a Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang