6 bulan kemudian
"Ngapain sih Al? Astagaa hancur ini kalau lo gituin."
"Bodo amat Ndre, gue bete."
"Pacar lo lagi?"
Alicia hanya mengedikkan bahunya. Ia tidak mau membahas ini lagi. Yoshua tak sesering dulu menghubungi dirinya. Tidak seperti biasanya yang selalu menghubungi di saat pesiar. Jadwal Yoshua semakin padat, sayangnya Alicia tidak mengetahui hal itu. Ia terlalu takut kalau Yoshuanya berpaling.
"Udah lah Al. Lo harus bahagia. Ikut gue deh." Andreas menarik tangan Alicia menuju mobilnya.
"Kemana si Ndre?"
"Entar juga lo tahu, dan gue yakin lo bakal senyum nanti."
Tempat yang ramai, banyak suara kucing yang terdengar. Alicia mengerutkan keningnya bingung. Menatap Andreass bertanya-tanya.
"Ayo."
Alicia mengikuti langkah Andreass dan betapa terkejutnya dirinya, ketika mata indahnya itu menatap puluhan kucing dengan kostum yang sangat-sangat menggemaskan. Ia mengerjapkan mata berkali-kali. Sungguh ia tak menyangka dengan apa yang ia lihat.
"Ndre? Lucu banget." Alicia berucap sembari menyentuh dan membelai bulu-bulu kucing yang ada di pameran ini.
Alicia tidak hanya sekali menatap dan berbicara kepada para pemilik kucing. Ia sangat menggemaskan, bahkan dirinya sampai mencium sang kucing. Raut wajah sedihnya tadi berubah menjadi raut wajah bahagia. Bibirnya tak berhenti menyunggingkan senyum.
Melihat-lihat kucing dengan berbagai jenis. Tertawa bahagia, menguraikan semua kesediannya. Andreass hingga terpikal-pikal mendengar cerita dari Alicia.
"Astaga, kok tau tempat kayak gini sih Ndre?"
"Apapun buat lo."
Alicia menyipitkan matanya menatap tak percaya apa yang Andreass katakan. "Sayangnya gue udah punya pacar."
"Yaudah, gue tunggu putus lo."
Alicia tertawa memukul lengan Andreass dan pergi untuk melihat kucing - kucing yang lainnya. Kucing adalah satu dari ribuan jenis binatang yang Alicia sukai.
Waktu berlalu begitu cepatnya, hingga acara pameran dan kontes kucing kali ini berakhir. Alicia begitu bahagianya, tak banyak yang Alicia ucapkan, hanya senyum bahagia yang terlihat. Sejenak ia berhasil mengusir bebas yang ada di pikirannya, sejenak dirinya bisa tertawa tanpa bayang-bayang masalah, sejenak pula dirinya pergi dengan pria lain selain Yoshua.
"Gue seneng kalau lo ketawa gini," ucap Andreas sambil mengacak-acak rambut Alicia. Alicia tersenyum sembari menganggukkan kepala.
Mereka kembali berjalan menuju tempat dimana Andreass memarkirkan mobilnya. Namun, belum sampai ke parkiran, Andreass memberhentikan langkahnya.
"Sebentar ya Al, ada yang ketinggalan di dalam. Tunggu sini, jangan kemana-mana."
Alicia duduk di bangku panjang pingir jalan. Menikmati indahnya sore hari. Meskipun padat, tetapi inilah tempat tinggalnya. Ia tersenyum melihat banyak anak yang berlarian di seberang sana.
Suara ponsel yang tiba-tiba membuyarkan imajinasi Alicia. Ia mengalihkan pandangannya dari anak-anak ke ponselnya. Ia tersenyum melihat nama yang tertera di layar ponsel itu. Sungguh, ia mendapatkan kebahagiaan yang begitu banyak hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Between a Distance
Roman d'amour(END) Jarak bukan akhir dari segalanya, jarak juga bukan batas sebuah hubungan. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Pengorbanan dan perjuangan harus saling bersatu, kesabaran satu sama lain. Akankah cinta terus tumbuh ketika ada jarak di hubungan...