23 [Teruntuk Kau, Yang ku Perjuangkan]

713 59 0
                                    

Senyum indah terpampang jelas di setiap wajah para Taruna, hari Minggu adalah hari yang menyenangkan untuk melepaskan rasa rindu, mengingat mereka hanya diberikan waktu tiga kali dalam satu minggu untuk menghirup udara luar akademi. Sayangnya, itu tidak belaku dengan Yoshua saat ini. Banyak awan mendung disekitar dia, menutup semua keindahan yang ia miliki. Bahkan untuk melintasinya saja membutuhkan puluhan kali berfikir.

Yoshua melangkah keluar Paviliun, bersiap menuju pos jaga. Pikirannya kacau, hatinya tak karuan, tubuhnya lemas. Iya, sekacau ini Yoshua. Diamnya Yoshua membuat Viko geram dengan sendirinya, ia melempar batu kecil tepat di pundak kanan Yoshua.

"Sampai kapan lo jadi orang bego? Gue minta lo nyelesaiin masalah, bukan malah ngebiarin dia pergi." ucap Viko dengan emosi.

"Gue gak bisa maksain dia stay kalau emang dia gak bahagia."

Viko tertawa kecil, "Emang dia bahagia kalau lo kayak gini?"

Yoshua mengangkat bahunya pelan.

"Enggak bego! Gue gak habis pikir sama jalan pikiran lo. Lo cerdas, tapi kenapa urusan gini lo selalu nol sih? Kejar dia, yang dia butuhin itu elu, bukan Andreass atau yang lainnya."

Viko mengeluarkan ponsel yang ada di sakunya. Ponsel milik Yoshua yang tadi ia ambilkan sekalian. "Telfon dia, jangan jadi pengecut." Viko menepuk pelan pundak Yoshua setelah Yoshua mengambil alih ponsel miliknya, "Gue pesiar dulu, hari ini mereka last di sini."

Yoshua duduk di pos jaga dengan tatapan yang kosong, tidak ada kehidupan di matanya. Banyak rekannya yang menegur atau bahkan mengajaknya berbicara, namun jawaban Yoshua tetaplah seperti itu, hanya kata iya, tidak, atau enggak.

Yoshua menyalakan ponselnya dan ia tersenyum kecil ketika satu pesan masuk di ponselnya. Viko benar, kali ini ia egois, gadisnya enggak bahagia dengan keputusannya. Ingin rasanya ia menelfon gadisnya, namun ego masih saja mengganggunya.

"Aku enggak mau kayak gini Cia, aku hanya takut, itu aja. Tunggu ya, suatu saat nanti, aku akan menggenggammu lagi."

Yoshua tersenyum kecil, ia mulai menjalankan aktivitasnya dengan normal, meskipun hatinya masih ragu. Ia melangkah ke pos demi pos. Jaga saat pesiar itu rasanya... ahh sudahlah. Inilah namanya perjuangan. Ia menjawab hormat adik tingkatnya yang memang belum mendapat jadwal pesiar.

Tidak banyak berbincang, mungkin mereka masih malu untuk berbicara dengan senior yang jauh di atas dia. Ya itu lah, kalau di perguruan tinggi, karena masih maba kali yaa.

"Eh? Enggak pesiar kamu Fan?" tanya Yoshua kepada rekannya yang baru saja melintas di pos jaga Yoshua.

"Enggak Yosh, mau di ruang musik aja, anak anak banyak yang di sana."

"Walah, okelah. Have fun."

Belum lama Fandi melangkah, Yoshua berteriak memanggil namanya lagi.

"Eh Fan, tunggu."

Fandi hanya berbalik dan menunggu Yoshua mengutarakan apa yang mau ia katakan.

"Makrab, tanggal berapa sih? Udah denger kabar belum?"

"Belum tau sih Yosh, sidang aja baru bulan depan, tapi anak anak tingkat tiga udah mulai prepare sih. Kurang tau juga. Ntar kan pasti ada kabar," jawab Fandi

"Oke, thank you yaa," ucap Yoshua yang hanya di jawab acungan jempol oleh Fandi.

Yoshua mengambil ponselnya, membuka aplikasi chating yang terinstall di ponselnya.

Alicia Seandita ❤️ itulah nama yang ia tuju. Menuliskan beberapa kalimat di sana, dan dihapus lagi. Hingga cukup lama ia mengetikan kalimat demi kalimat.

Alicia Seandita❤️
Maaf

Maaf

Kata orang, jarak itu hantu
Kata orang, jarak itu misteri
Bahkan, jarak itu pembunuh

Namun,
Kau tak pernah menyerah
Bahkan saat aku akan menyerah
Kau tak akan pernah melepaskan
Meskipun aku bilang,
Kau harus melepaskan

Kau bilang kau mencintaiku
Dan aku percaya itu benar
Sekarang, aku hanya mau bilang

Sayang, aku juga mencintaimu
Seperti hari-hari yang telah berlalu
Saat aku pertama mencari

Perasaan ini adalah
Salah satu yang tak bisa aku ingkari lagi

Yoshua meletakkan ponselnya kembali, ada rasa lega sedikit, namun masih banyak cemasnya. Ia bersyukur, alam masih memihak keduanya, ia bersyukur bahwa kepercayaan masih tersimpan dalam di antara keduanya. Mungkin ini bagian dari up and down nya sebuah relationship.

Ia tau, hal yang terberat dalam hubungan jarak jauh adalah kepercayaan. Dan ia harus memupuk itu dalam dalam, bukan berjuang sendiri, namun sama sama berjuang. Kalau pun bukan jodoh, seendaknya mereka telah belajar menjaga komitmen dan kepercayaan. Dan mereka akan belajar, bahwa berjuang itu harus dari kedua belah pihak, dan hubungan ada itu untuk bahagia, bukan tersakiti salah satunya. Kalau pun harus tersakiti, mereka akan merasakan keduanya. Hubungan itu ada karena dua belah pihak.

Yoshua tersenyum membaca pesan yang masuk, bukan dari kekasihnya yang ia gantung saat ini, namun support keluarganya sangat besar, bukan hanya dalam karirnya namun dalam hubungannya dengan Alicia pula.

Mama Cia
Assalamualaikum,
Pesiar kan nak?
Jangan lupa makan dan sholatnya ya Yosh.
Mama cuma mau berpesan, jangan mikirin banyak hal. Cia baik-baik aja, dia hanya butuh sedikit belajar mengenai keterbukaan.
Baik baik ya nak.

YoshuaB
Waalaikumsalam,
Alhamdulillah, Yoshua baik tante.
Kali ini memang Yoshua yang salah.
Yoshua terlalu terbawa ego.
Maafin Yoshua ya tante, Yoshua sudah membuat Cia menangis.
Yoshua janji, Yoshua akan memperbaiki ini, secepatnya. Dan makasih atas support dari tante. Yoshua enggak tau kalau tidak ada support dari om, tante, kak Vio dan abang.

Ia memahami satu hal, keluarga adalah penyemangat terbesar dalam segala hal. Mempercayai keluarga adalah hal yang terbaik, keluarga tidak akan menjerumuskannya ke dalam hal yang buruk. Dukungan orang tua dan keluarga akan memberikan efek besar bagi kehidupannya.

Selang beberapa waktu dari ia membalas pesan Calon ibu mertuanya. Beberapa pesan masuk ke dalam ponselnya.

Viko
Cia baik baik aja kalau itu yang jadi pikiran lo.
Gue ngasih hp itu buat memperbaiki Yosh. Bukan malah bikin jauh. Gue percaya lo bisa nyelesaiin. Jangan bego sob, lo calon pemimpin, bukan calon pesuruh.

Gue jalan dulu, ternyata anak anak pasangannya di sini semua. Selamat berjaga sob.

My Mom❤️
Assalamualaikum nak.
Tumben gak telfon mama? Lagi jaga ya?
Baik baik ya nak.
Mama cuma bisa doain yang terbaik buat Yoshu.
Jangan lupa sholatnya. Makannya juga.
Mama selalu rindu.

Alicia Seandita❤️
Cia percaya sama abang.
Jaga diri baik baik bang
Maafin Cia yaa

Suatu permasalahan itu, kalau bisa dinginin dulu otaknya, baru menyelesaikan. Kalau perlu, diamlah dulu dan biarkan saling merenungi kesalahan, jangan langsung mengambil keputusan yang membuat penyesalan di akhir.

Percayalah, dalam sebuah hubungan pasti ada naik turunnya. Itulah ujiannya, seberapa sabar kalian menerima itu, dan seberapa kuat hubungan kalian tergenggam.

Love Between a Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang