7%

4 2 0
                                    

Siapa sih yang manggil gw disaat seru serunya ngomong?

"Maria!" teriak orang itu terus menerus sampai deketin gw dia tetap teriak di telinga gw. Sontak,Isaac yang liatin gw langsung alih perhatian ke Cody. Apa dia cemburu?

"Siapa anda?" tanya gw.

"Formal amat sih? Gw Dylan Sprayberry. Gw sepupu angkat kakak lu." jelasnya.

"Kakak gw? Kak Dylan O'Brien?" tanya gw meyakinkan.

"Iya." jawabnya.

"Ehemmm. Isaac ngapain liat gw jadinya sekarang? Kayaknya tadi fokus sama Maria?" goda Cody.

"Apaan sih kamu,Cod?" kesal Isaac.

Hehehe. Ketahuan nih pasti. Sang Bran Stark gw kayaknya cemburu liat gw bareng cowok lain.

"Jadi,lu ngapain ke sini?" tanya gw ke Dylan.

"Gw mau antarin lu ke Boston. Kakak lu nyuruh gw jauh jauh kesini buat jemput lu." katanya.

"Lah,lu mau pergi ke Boston? Kok ga ngomong sih? Ga ngajak gw ke Liberty Tower sama WTC?" canda Cody.

"Cod,jangan bercanda. Ini serius." bela Isaac.

"Maria,ayo kita pergi. Keburu delay nih." kata Dylan.

"Sabar bang. Ini gw masih mau bareng mereka pesta ria. Ngertiin gw dong,gw juga punya sahabat. Mendadak amat sih. Lagi kakak juga udah besar ngapain ditemenin?" kata gw sewot.

"Wishhh. Ngelawan kamu ya. Baru sampai. Kasih apa kek,salam,minunan. Yaudah cepat." kata Dylan sambil pergi.

Ntahlah. Gw masih pengen tinggal disini bareng mereka. Ga ada yg lebih baik dari mereka di hidup gw. Kasihan ya gw. Apalagi gw single.

"Isaac,Cody. Maaf ya gw ga ngasih tahu kalian tentang ini. Soalnya,ini mendadak juga. Gw traktir kalian deh. Kalian maafin gw kan kalo gw pergi?" kata kata terakhir gw sebelum ninggalin bff gw.

"Apa sih yang ga buat kamu?" jawab Isaac.

"Cie elah si Isaac. Fall in love sama Maria nih? Ada kesan romance nya nih. Kayak di film film. Film kesukaan lu apa dah? Lope apa tuh?" ledek Cody. Nih orang kayaknya ga seneng aja liat orang mau seneng.

"Love Actually,lah. Lu sahabat gw bukan sih sampai lupa sama kesukaan gw?" bentak gw.

"Gw kan bukan tipe orang suka film itu. Gw suka nontonin sinetron indonesia gitu,yang alay alay itu lho." sahut Cody.

"Dih. Bohong amat. Bilang aja lu nonton kartun susah amat." kata gw.

"Udah jangan berantem. Kalian ketemu suka berantem,ya?" tanya Isaac di sela sela kita bertengkar. Kayaknya dia ngerasa keganggu ngeliat kita berantem.

"Eh,iya ya. Kan pacarmu disini,Isaac." ledek Cody.

"Ewww. Aku udah ada yang punya kali." kata Isaac.

Sontak gw langsung murung lantas Isaac nyebutin dia udah ada yang punya.

"Siapa?" tanya Cody.

"Adalah. Ntar kamu tahu." kata Isaac.

"Eh Maria!" teriak Dylan yg bikin gw shock dari lamunan.

"Apaan sih kagetin orang? Sabar lah." kata gw.

"Eh maaf. Yaudah ayo pergi. Pesawat berangkat jam 12.05 p.m." jelasnya

"Iya bentar lagi. Eh Guys,jangan pada lupain gw ya. Ntar gw skype lu pada biar ga kangen sama gw." saran gw.

"Iya. Kita ga lupain kamu kok. Hati hati di sana ya. Semoga ga terjadi apa apa sama kamu." nasihat Isaac yang membuat gw melting.

"Iya makasih." kata gw.

Dan gw pun pergi ke bandara buat ke Boston. Sedih gw ninggalin sahabat baik gw. Belum lagi Josh yang hari ini ga masuk. Padahal gw kan mau ngomong sama dia juga.

"Ehhh,Maria tunggu." panggil Isaac sambil lari ke gw.

"Ehh,Isaac. Kenapa?" tanya gw penasaran.

"Aku punya gelang. Kamu pakai,ya? Biar ingat sama aku." katanya sambil kasih gelang liontin merpati tanda persahabatan.

"Eh,makasih ya. Kamu emang baik." puji gw.

"Sama sama." katanya sambil melambaikan tangan. Gw liat tangis senyumnya yang mewarnai kejadian terharu bagi gw. Isaac ini emang tipe galau. Kasian gw liat dia nangis liat orang terdekatnya. Liat semut mati aja dia nangis,apalagi gw? Dia juga tipe anak baper sama sensitif. Kadang gw ga tega jahilin dia. Dia juga sering dibully di sekolah tapi dia ga pernah balas dendam dan marah.

Tapi enak sih jahilin dia,ga gampang marah. Beda sama gw. Bertolak belakang  sama gw. Justru gw orang yang gampang baperan dicandain.

Waktu di mobil,gw duduk di bagian depan. Tanpa ada obrolan selama perjalanan ke bandara. Akhirnya,Dylan menyelingi obrolan supaya ga bosan di mobil.

"Itu tadi pacar kamu,ya?" tanyanya.

"Bukan. Cuman sahabat." kata gw.

"Masa sih? Kok akrab sekali?" tanyanya kurang yakin.

"Ya namanya juga sahabat,ya akurlah." jawab gw sewot.

"Hmmm. Mending lu pacarin dia. Dia orangnya baik tuh. Waktu itu gw liat dia selamatin kereta bayi yang bayinya masih ada di dalam di tengah jalan. Sebenarnya,posisi gw bisa selamatin tuh bayi. Tapi karena pacar gw tetap narik gw ke bioskop,gw jadi ga bisa tolongin dia tanpa peduliin tuh bayi. Makanya gw baru putus sama dia juga. Orang itu luka di bagian tangan kanannya gara gara ketabrak mobil. Dia jadi kidal deh." curhatnya.

"Kok malah jadi curhat? Oh pantes tulisan dia berubah. Kalo ga salah,gw pernah liat tangannya ada bekas jahitan. Kasihan juga." kata gw.

"Tapi,emang iya sih gw suka sama Isaac." sambung gw.

"Nahkan bener. Lanjutin aja bareng dia. Lagi juga dia baik sama kamu,kan?"

"Iya. Tapi katanya dia udah taken."

"Ya gapapa. Deketin aja selama masih punya kesempatan. Kalo pacaran,ga ada istilah mereka setia. Bisa aja putus,kan?"

"Iya sih."

To be continued..

All You Need Is Love Where stories live. Discover now