"Eh, Emma. Kira kira siapa ya yang berantakin rumah gw kemarin?" sambung gw.
"Hah? Rumah lu napa? Di jebolin?"
"Ntah. Kek ada yang nyelinap ke rumah gw. Tapi ada ninggalin jejak."
"Apaan jejak nya?"
"Kado gitu. Ga tahu dari siapa. Sampe sekarang belum gw buka. Gimana ya?"
"Ya lu pasang aja CCTV kek. Modern dikit napa sih lu jangan kudet gini dah."
"Udah gw pasang. Tapi pas gw check, tiba tiba error semua."
"Ga sempet liat mukanya?"
"Ga sempet gw. Gw cuman liat dia pake kaos hitam gitu sama topi snapback. Gw rasa maling nya kebawa jaman."
"Dan gw rasa itu bukan maling mungkin dia secret admire lu."
"Fans gw banyak bet, ya? Sampe pusing gw mikirnya."
"Takdir 😂"
"Eh gw ada janji sama coach dulu deh. Gw cari Ansel buat suruh dia jadi asisten gw buat nanti lomba."
"Oke, Mar. Hati hati, ya."
"Iya, dah Emma!"
"Dahh."
Waktu gw ke tempat latihan, gw liat Ansel yang ada di dalam mobil sama coach sambil nyetir.
"Ansel!" teriak gw.
"Mario." sahutnya.
"Maria, sel." senyum gw.
"Maria, Ansel ini lumayan juga nyetirnya. Cocok jadi asisten lu." kata Coach.
"Baguslah. Ansel, bantuin gw menang ya."
"Sip, Mar."
"Udah selesai latihannya, Mr?"
"Hari ini saya rasa udah. Udah ada kemajuan padahal baru berapa kali latihan."
"Bagus, Thanks, Mr.. Saya mau pulang dulu."
"Hati hati di jalan, Ansel, Maria."
"Terima kasih, Mr." sahut gw dan Ansel barengan.
•••
"Lu itu cewek tapi kok hobi balapan liar begini sih?" tanya Ansel pas ada di lorong locker.
"Hobi aja sih. Ya mungkin ekstrem gitu keren. Jadi gw coba aja."
"Ohhh." jawabnya senyum.
"Tumben, Rina ga teriak teriak nyariin lu. Biasanya dateng tuh."
"Napa? Biasa juga lu cemburu kalo ada dia." katanya sambil pergi.
"Sok tahu. Kan gw cuman nanya."
"Yeh baper. Keknya Rina juga udah ga betah sama gw. Ya baguslah, gw juga ga risih lagi akhirnya."
"Ciaelah. Nih anak pasti dah sembuh."
"Sembuh apaan."
"Oke gw tarik ucapannya."
"Cihhh. Tapi gw punya pacar baru."
"Siapa?"
"Noh baru kesini." katanya sambil nunjuk cewek baru lewat.
"Hai, Mar." sambut Anna.
Lah nih anak. Malah jadi suka sama Anna. Ya, gapapa sih gw mah ga sakit diginiin. Masih ada Isaac ini.
"Hai, Na."
"Udah kenal kan? Yaudah, Mar, gw pulang dulu ya. Hati hati." kata Ansel sambil megang hidung gw pake jari telunjuk. Cihhh, lu kata gw hewan apaan.
