10. Toko buku dan restaurant

9.1K 380 15
                                    

Jangan banyak alasan, apalagi alasannya itu sebuah kebohongan
.
.
.
.

Pukul 12.00 siang
Kini Queen sudah bersiap siap dengan memakai pakaian dress dibawah lutut dengan lengan panjang. Rambutnya ia biarkan terurai, dan ia menggunakan sepatu kate berwarna yang senada dengan bajunya.

Queen pun mengambil tas kecilnya yang berisi handphone dan dompetnya saja. Tak lupa, Queen membawa tas sekolahnya yang berisi seragam sekolahnya dan buku buku mata pelajaran untuk besok. Karena Queen sudah di pastikan akan menginap di rumah omanya hari ini.

Queen pun keluar kamarnya dengan menyimpangkan tas kecilnya di pundak kanannya. Dan tas sekolahnya di pundak kirinya. Dan ditangan kiri nya pun ia membawa sepatu sekolahnya.

Queen pun mengunci kamarnya. Karena ini adalah kebiasaan Queen bila keluar dari kamarnya lama. Memang sih tidak akan ada yang berani memasuki kamarnya tanpa seiizin nya. Tetapi untuk menjaga jaga Queen selalu mengunci pintu kamarnya. Agar kejadian Dafa yang berantakin kamarnya tidak terjadi lagi.

"Bi aku pamit dulu ya mau pergi, terus aku mau nginep di rumah oma. Bibi jaga rumah ya bi" ucap Queen pada pembantu di rumahnya yang sudah Queen anggap seperti bibinya sendiri. Karena, bi Rani sudah menjadi pekerja di rumahnya sejak bunda dan papanya sudah menikah. Jadi, keluarga Queen sangat mempercayai bi Rani untuk menjaga rumah bila tak ada orang di rumah. Dan bi Rani juga diangkat menjadi kepala pembantu di keluarga Queen.

"Ah iya non. Hati hati ya" balas bi Rani. Queen pun menyalami punggu tangan bi Rani tanpa merasa jijik. Dan Queen pun bergegas ke halaman rumahnya. Dan langsung memasuki mobilnya setelah sampai di halaman rumah.

Memang Queen belum mempunyai surat izin untuk mengemudi. Namun, karena Queen sudah biasa mengendarai mobil sendiri Queen pun sudah terbiasa. Yah walaupun Queen baru berani mengendarai mobil sendiri baru baru ini, yaitu saat dia sudah duduk di bangku kelas 11. Namun, bila papanya tau, Queen pasti akan di marahi habis habisan karena mengendarai mobil sendiri.

Tapi untungnya papanya gak tau. Lagipula, Queen hanya sesekali saja membawa mobil sendiri. Bahkan kalau dihitung baru lima kali dengan yang sekarang ia mengendarai mobilnya sendiri. Karena, Queen memang sedikit takut terkena tilang. Jadi dia biasa naik mobil bersama Daniel yang sudah memiliki surat izin mengemudi atau tidak dengan supirnya bila ingin pergi sendiri.

Queen pun menaruh tas sekolah dan sepatunya di bangku belakang. Dan perlahan lahan menyalakan mesin mobilnya, sebelum itu mobilnya sudah dipanaskan dulu oleh supirnya.

Kini Queen pun melajukan mobilnya dengan kecepatan normal menuju rumah Pricil.
Komplek perumahan Mawar, kini Queen melihat lihat ke kanan dan ke kiri mencari rumah Pricil.
Setelah melihat rumah dengan cat berwarna biru muda, dan di depannya terpampang angka 17, Queen pun memasuki halaman rumah tersebut. Satpam pun membuka pintu gerbangnya.

Queen keluar dari mobilnya. Dan berjalan menuju pintu rumah dan menekan bel.

3 kali Queen menekan bel. Pintu pun kini terbuka, menampilkan sosok Pricil. Queen melambaikan tangannya yang di balas Pricil.

"Ayo Queen masuk dulu" Pricil mempersilahkan Queen masuk kedalam rumah. Queen pun ikut memasuki rumah Pricil dengan mengikuti nya dari belakang.

"Lo tunggu disini dulu ya Queen, gue ambil tas dulu" Queen hanya mengangguk. Pricil pun kini berlalu dari hadapannya.

Queen berdiam diri dan duduk di sofa ruang tamu. Ia hanya melihat lihat kesana kemari sambil menunggu Pricil.
"Sorry ya Queen. Kelamaan" Queen menengok saat melihat Pricil kini dihadapannya.

Friendzone | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang