21. luka

8.9K 315 28
                                    

Setelah hujan akan ada pelangi. Begitupin dengan tangis, setelah tangis akan ada kebahagiaan.

Jika masih bisa tersenyum saat masalah datang, lantas untuk apa menangis?

Kita sama sama belajar artinya mengikhlaskan suatu hal. Karena apa yang kita miliki sekarang, tidak akan abadi menjadi milik kita.

💦🍁💦🍁💦

"Sey" ucap Queen pelan, bahkan hanya seperti gumaman kecil, namun terdengar oleh Seyna. Seyna menatap kearah Queen dengan mata sembab, dan hidung merah. Seyna beranjak dari duduknya dan berjalan kearah Queen dan ia langsung memeluk Queen erat, membuat Queen makin heran. Queen tidak tau apa yang terjadi, namun rasanya sangat sakit di hati Queen.

"Sey kenapa?" Queen seperti orang bodoh yang tidak mengetahui semuanya, adiknya, Dafa disana sedang menangis tak karuan, begitupun dengan oma dan Steven. Queen harap apa yang dipikirkannya salah.

Otak Queen mulai menerawang jauh, entah kemana namun rasanya sangat jauh dan Queen merasa ia seperti kehilangan seseorang yang berharga untuknya, bukan Daniel tapi orang yang lebih berharga.

"Queen..hiks, bo..bokap lo pergi" bagai hantaman tajam Queen langsung lemas, ia mendengar ucapan Seyna yang terdengar jelas ditelinganya. Queen tidak mau berpikir negatif, ia takut pikiran negatifnya justru malah terjadi. Queen melepas pelukan Seyna, ia justru tertawa dan tersenyum, semua yang berada di ruang tamu menatap Queen nanar.

"Serius lo? Papa gue balik ke Indonesia? Dia pergi ke Indonesia kan? Akhirnya yang gue tunggu tiba juga, gue bakal siapain rencana liburan sama papa" Queen tersenyum senang, ia mulai memikirkan apa yang akan ia lakukan saat papanya ada di Indonesia, ia mulai meracau tidak jelas.

"Queen denger gue! Bokap lo pergi"

"Iya dia pergi dari rumah sakitkan, terus dia bakalan balik ke Indonesia" Queen tersenyum senang, yang justru membuat Seyna lebih sakit.

"Bokaplah udah gak ada Queen"

Queen diam membisu, Queen langsung seperti patung yang tak bergerak. Rasanya lemas, ia berusaha agar kata kata itu tak akan ia dengar, rasanya menyakitkan setelah apa yang terjadi di sekolah lalu terjadi lagi di rumah, apa Queen benar benar akan kehilangan keduanya?

Queen menahan tangisnya, ia tak mau menangis, dan ia tak percaya dengan kata kata yang terlontar dari Seyna.

"Lo ngomong apa sih?!" Queen langsung berlari menuju kamarnya di rumah oma. Yang Queen butuhkan sekarang adalah diam seorang diri.

Queen menutup pintu kamar, tak melepas sepatu ia langsung naik kekasur nya, menekuk kakinya sebagai penopang menutupi wajahnya.
Queen menangis dalam isaknya, ia tak terima dengan apa yang terjadi pada dirinya. Tidak ada ucapan, hanya tangis dan tangis. Suara petir diluar terdengar oleh telinganya, hujan deras mulai membasahi ibukota menemani kesedihan Queen.

"Enggak! Enggak! Ini mimpi!!!" Queen terus berteriak tidak jelas dikamarnya, melempar barang yang ada didekatnya, semua berantakan terombak ambik oleh amarah Queen. Tangisnya masih jelas terdengar dan terekam sangat jelas, hujan deras menambah kepiluan Queen.

Hingga Queen lelah, ia duduk dipojokan kamarnya, menopang wajahnya dikedua lututnya. Ia menangis lagi, semua yang ia alami itu bohong, ini mimpi. Ia akan terbangun dari mimpi buruknya kini!
Pikirannya kembali memutar dengan kenangan kenangan dimasa lalu.

"Pa aku cama Daniel main ayunan dicana ya, papa cama Dapa aja" ucap gadis kecil yang masih berusia 5 tahun itu. Dengan polosnya ia berjalan menarik lengan laki laki seusianya yang memiliki nama Daniel pergi bersamanya, menuju ayunan yang jaraknya tidak jauh dari papahnya yang sedang duduk dipinggir taman bermain.

Friendzone | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang