18. Lembaran baru

8.4K 341 13
                                    

Gua belajar untuk gak perduli sama lo. Ada waktunya gua peduli, dan ada waktunya gua gak peduli sama lo.

Mungkin dia orang yang bisa buat gua lupain seseorang.

""""""-"""""

"Kok lama banget sih Seyna" Queen terus bergumam pada dirinya sendiri, setelah ia pulang diantar Gavin, Queen mandi terlebih dahulu lalu belajar. Tetapi, sejak sore Seyna belum pulang juga, padahal ditelpon Seyna akan pulang sore.

"Ish Seyna mana sih?!"

Queen melipat kedua tangannya di depan dadanya, ia berbaring di kasur dengan wajah kesal dan mulut yang cemberut.

" Queeennnn..... SEYNAAAA DATAAANG" Teriak seseorang dari luar, Queen tau itu adalah Seyna. Queen tetap dengan apa yang dilakukannya tadi, hingga akhirnya Seyna masuk kedalam kamar Queen.

"Ihh bukannya nyambut gue dateng, tapi ini malah manyun di kasur" ucap Seyna dengan wajah cemberut, Seyna melangkah menuju Queen dan mencubit mulut Queen yang dimajukan kedepan.

"Iih sakit tau!" Queen melepaskan tangan Seyna dari mulutnya.

"Lagian. Kenapa sih?" Seyna pun duduk di kasur Queen, begitupun dengan Queen yang mengikuti Seyna duduk dikasurnya.

"Lu lama banget sih Sey, ngapain aja?" tanya Queen dengan sinis.

"Lo mau tau nih gua kemana aja?" Ucap Seyna dengan menunjuk nunjuk wajah Queen dengan jarinya. Queen hanya menatapnya sinis.

"Nih jadi gini nih, gue ceritain dari awal ya. Jadi pas gua ikutan arisan oma dirumah temennya oma, ternyata temen oma itu punga cucu, dan cucunya itu.... Cakep bangett Queeeenn" Cerita Seyna antusias.

"Terus?"

"Ya terus, karena gua bosen sama acara arisan itu, eh oma nyuruh cucu temen oma itu buat ngajak gua jalan jalan. Yaudah deh kita berdua jalan jalan, nah karena sangking senengnya ampe gak inget waktu. Kita baru pulang jam 7 malem, pas ketempat arisan lagi semua temen arisan oma udah pulang. Tapi oma masih disana nungguin gue. Yaudah deh sekarang gue disini dan gue punya no nya cucu temennya oma" cerita Seyna senang, senyumnya tak hilang sedikit pun. Matanya berbinar.

"Urusannya ama gua apa?" Queen membalas dengan benar benar menyebalkan bagi Seyna. Seyna yang tadi tersenyum bahagia langsung diam, lalu menatap Queen sinis.

"Ya lo juga harus seneng dong"

"Ohh gitu" balas Queen tak kalah sinis.

"Ish marah mulu lo! Ntar cepet tua aja. Udah cepetan lo mau cerita apa nih?" ucap Seyna menatap Queen, Queen pun menatap Seyna juga.

"Mau tau banget?" jawab Queen meledek, membuat wajah Seyna merah kekesalan. Seyna mengambil bantal disamping Queen lalu memukul Queen dengan senang dan tertawa.

"Rasain lo" Ucap Seyna. Queen berusaha menghindar pukulan Seyna lalu memukul balik Seyna dengan bantalnya.

"Ihh Seyna, udh ah. Capek nih" ucap Queen menghentikan aksi memukul Seyna, begitupun dengan Seyna. Mereka berdua duduk di sofa dengan posisi berhadapan.

"Jadi, apa yang mau diceritain?" tanya Seyna.

"Gua tadi kesel, terus sedih, habis itu gua seneng" jawab Queen singkat dan jelas.

"Kok bisa?" tanya Seyna antusias dengan kejadian hari ini yang dialami Queen. Queen mengubah posisi duduknya menatap lurus kearah pintu kaca dikamarnya yang berhadapan jelas dengan posisi ia duduk.

Friendzone | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang