17. Moment

8.2K 340 19
                                    

Mungkin tadi aku marah padanya, mungkin tadi dia yang paling menyebalkan. Tapi sekarang tidak, karena dia yang membuatku kini kembali tersenyum.

Gue akan belajar untuk gak peduli sama lo, dan gue yakinkan itu pasti akan berhasil.

Asal lo bahagia, gua bahagia.

! Friendzone !

Setelah perkataan Daniel di UKS, Queen benar benar tidak dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Terlebih lagi, Fika juga masih berada di UKS, membuat Queen tambah kesal.

Queen akui bahwa dirinya cemburu melihat kebersamaan Daniel dengan Fika. Bahkan Queen sempat berpikir bahwa jalan jalan yang lalu adalah moment terakhir nya bersama Daniel, karena sekarang Daniel sudah menemukan orang baru yang membuat dirinya lebih bahagia. Dibandingkan dengan Queen yang hanya teman masa kecilnya yang membosankan.

Queen tak pernah berpikir semuanya terjadi begitu cepat, tanpa ada rambu rambu peringatan, bahwa hal ini akan terjadi.

Dalam pikiran Queen yang terbayang hanya kenangan nya bersama Daniel. Guru yang menjelaskan tak ia hiraukan. Queen tersenyum kecut mengingat hal itu, mengingat akan janji Daniel yang tidak akan meninggalkannya.

Queen sadar. Bahwa laki laki suka berucap, namun tak dibuktikan.

Queen pun tersadar dari lamunannya, karena bel yang berbunyi menandakan waktunya pulang sekolah. Semua teman teman Queen sudah berhamburan keluar kelas, bahkan guru yang tadi didepan yang sedang menjelaskan pun kini sudah menghilang.

Queen pun berjalan bersama Pricil menuju gerbang sekolah, sebab sepertinya Seyna sudah menjemputnya. Sedangkan Pricil, ia pulang bersama Angga anak kelas 11 Ipa 3, yaitu teman sekelasnya Gavin.

"Tadi kenapa Queen, kok ngelamun terus. Mikiran apa?" tanya Pricil yang memang khawatir dengan Queen. Setelah istirahat yang Pricil ketahui Queen berbicara dengan Gavin. Namun setelahnya ia tidak tau apa yang terjadi pada Queen.

"Gak papa kok" balas Queen dengan tersenyum. Pricil membalasnya dengan tersenyum. Namun senyum yang sulit diartikan.

"Yaudah kalau gak papa, jangan dipendem sendiri mulu ya. Ada gue, kalau lo butuh tempat cerita, cerita ke gue" ucap Pricil tulus. Rasanya Queen ingin menangis saat mendengar ucapan Pricil yang begitu tulus. Queen malu akan dirinya, yang terlalu takut untuk menceritakan apa yang ia rasakan, padahal Pricil sudah terlalu baik padanya. Pricil selalu ada untuknya. Tetapi mengapa ia belum sepenuhnya mempercayai Pricil?

"Iya. Makasih ya Cil" Pricil hanya mengangguk tanda balasan.

Queen dan Pricil berpisah arah. Pricil berjalan menuju parkiran yang sudah terdapat Angga sedang mengobrol dengan teman temannya, Angga menatap kearah Queen dan tersenyum singkat. Begitupun dengan Queen yang membalas sapaan Angga itu lewat tersenyum.

Queen pun melangkah sendiri menuju gerbang sekolah. Saat dirinya telah sampai di gerbang sekolah senyum Queen hilang dikarenakan mobil jemputannya belum datang. Alhasil Queen sedikit berjalan menuju halte yang tidak jauh dari gerbang sekolah, lalu dirinya duduk untuk menunggu Seyna menjemput.

Terlalu lama Queen menunggu, dihalte pun kini mulai sepi, hanya tersisa beberapa siswa laki laki. Queen benar bebar risih dengan keadaan seperti ini. Sejak tadi ia menghubungi Seyna namun Seyna tak kunjung membalasnya, padahal Seyna sudah berjanji akan menjemputnya.

Friendzone | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang