34

3.6K 392 3
                                    

Author pov

Serin hanya menghela napasnya setelah melihat Yoongi yang sekarang, lebih suka menyendiri dan bolos saat mata pelajaran. Untuk menyendiri sudah Serin wajarkan, tetapi untuk membolos mata pelajaran membuat Serin sedikit mengkhawatirkan Yoongi.

Setiap hari, Serin akan menelpon Eunmi untuk memberitahu kabar Yoongi dan dibalas helaan napas Eunmi yang selalu sama setiap harinya.

"Yoongi" panggil Serin yang membuat laki-laki itu menoleh kearahnya.

Masih tetap dengan wajah yang datar dan dingin.

"Mau sampai kapan kau seperti ini?" tanya Serin yang lagi-lagi dihadiahi tatapan dingin dari Yoongi.

"Bukan urusanmu" jawab Yoongi singkat sehabis memalingkan wajahnya,enggan menatap teman dari seseorang yang pernah ada dihatinya.

"Ini, bacalah" ucap Serin setelah menaruh surat diatas meja yang Yoongi tempati.

"Aku tidak butuh" ucap Yoongi datar.

"Setidaknya kau harus baca dan memahami perasaan Eunmi. Jika kau seperti ini, kau hanya menyusahkan dirimu sendiri" ucap Serin kemudian menghela napasnya.

"Aku tau kau masih mencintai Eunmi, tidakkah kau penasaran apa yang Eunmi tulis disana?" lanjut Serin.

"Jika Eunmi tidak peduli dan hanya mempermainkanmu, untuk apa dia menulis surat untukmu. Bahkan sampai menelponku setiap hari hanya untuk menanyakan kabarmu?"

Serin tersenyum tipis sedangkan Yoongi masih dengan pikirannya yang tengah berkecamuk.

"Kupikir kau harus membaca surat dari Eunmi. Aku pergi dulu" ucap Serin kemudian pergi meninggalkan Yoongi yang tengah menatap surat dari Eunmi.

Yoongi tahu ini akan tetap berakhir walaupun ia sudah tahu kebenarannya hingga ia enggan membaca surat dari mantan gadisnya. Lain dengan hati kecilnya yang sedang menyuruh untuk membaca surat itu.

Bagaimanapun hati selalu menang dibandingkan apapun.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang