Author POV
ucapan ali tak main-main.
kini ia dengan tubuh membara sudah berdiri di gedung yang menjadi saingan nya.ya, kini ali di mahendra company.
kaki nya berjalan cepat mengabaikan panggilan security dan sekertaris gilang.
ia langsung saja membuka pintu besar itu hingga menampakkan gilang yang sibuk dengan berkasnya."pak ali?" sapa gilang ramah.
"tumben sekali anda kesini, ada keperluan apa ya pa...."
"kembalikan milik saya" potong ali cepat dengan mata menyala. gilang jujur tak mengerti apa maksud ali.
"maaf?"
ali langsung mencengkram kerah kemeja gilang dan membuat lelaki itu menahan tangan ali. ia tak ingin ada keributan.
"pak gilang!" ucap beberapa orang baru masuk, tentu saja itu security dan sekertaris gilang tadi.
"saya gapapa, kalian boleh keluar. ini hanya salah paham" gilang masih saja mencoba bersikap seperti biasa.
"bisakah kita duduk bicara kan ini dengan kepala dingin? jujur saya ga paham apa yang anda katakan"
ali mencoba menahan emosi nya, pelan-pelan ia melepaskan cengkraman di kerah gilang.
"pak, tangan anda terluka, apa anda baik-baik saja?" tanya gilang khawatir melihat tangan ali yang belum di obati sama sekali.
"saya tidak pernah baik-baik saja selama anda belum mengembalikan milik saya"
"milik anda? apa maksud anda? apa saya pernah mengambil sesuatu dari anda?"
ali tersenyum sinis mendengar penuturan gilang yang bersikap santai. lelaki ini benar-benar pandai berakting, pikir ali.
"mahendra company pernah merebut projek yang saya buat, tapi itu ga masalah dengan saya. silahkan! silahkan ambil semua yang saya miliki, tapi untuk yang satu ini, saya akan mati-matian merebutnya kembali!"
gilang terkejut mendengar itu. apa iya perusahaan nya pernah merebut projek perusahaan ali?
yang ia tahu, dua perusahaan ini bekerja sama dengan damai. siapa yang menghancurkan kepercayaan nya?"prilly calista, ia milik saya!"
mata gilang langsung membulat mendengar nama calon tunangan nya disebut oleh lelaki di depan nya ini.
"5 tahun saya menunggu nya untuk kembali, dan yang saya dapat dia kembali untuk bertunangan, dan bukan dengan saya, omong kosong apa ini!"
gilang mulai berpikir, apa ia sosok ali yang selama ini prilly ceritakan padanya.
kenapa dunia mereka sempit sekali."saya tahu, saya pernah melukai perasaan nya dulu. tapi 5 tahun saya mendapat hukuman merindukan dia, itu sangat menyiksa. setelah dia kembali, saya hanya ingin merubah nya, saya ingin memilikinya. tapi kenapa anda harus hadir di hidupnya?" ali tertunduk tak dapat menahan semuanya.
ia memang lelaki, tapi apa lelaki tak boleh menangis di hadapan lelaki lain untuk meminta kembali pujaan hatinya yang selama ini ia tutupi?
gilang menatap iba pada ali, yang ia tahu sosok lelaki di depan nya ini sangat tegas, selalu menampilkan wajah dingin nya. tapi rupanya itu hanya topeng untuk menutupi semuanya.
"tolong gilang, tolong, kembalikan prilly sama gue" ucap ali memohon dan itu membuat gilang makin tak enak hati.
gilang menghela nafas panjang dan ia masih bingung apa yang harus di lakukan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Ugly
Fanfiction[END] Aku jelek, dan aku ga pintar. Mungkin aku cewe terminus yang pernah ada. Tapi aku percaya dengan cinta dan takdirku. Kamu, cowo tersempurna yang akan menjadi cinta dan takdirku -Prilly Calista Aku tampan, dan aku bisa segala nya. Semua cewe pa...