Jodoh itu rahasia. Bahkan yang kelak menjadi pasangan kita pun belum tentu jodoh.
.
Kok gitu? Iya, sebab kesejatian jodoh adalah manakala kita berpasangan di surgaNya.
.
Adalah Asiah bersuamikan Fir'aun yang bebal. Pun istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang khianat. Mereka berpasangan di dunia. Tapi di akhirat, tidak. Yang satu ke nereka yang satu ke surga, insya Allah.
.
Jadi, jodoh itu rahasia. Dan syukurilah kerahasiaan itu dengan memperbaiki diri. Sebab janji Allah terjamin benarnya. Lelaki yang baik, untuk perempuan yang baik.
.
Ada ikhtiar di sini. Agar pra-nikah maupun pascanya, tetap berada dalam tuntunan Allah. Agar apa? Agar pasangan kita adalah benar-benar jodoh dunia dan akhirat kita.
.
Pertemuan kita tidak akan salah orang, salah tempat, atau salah waktu. Pasti bertemu. Kita hanya diuji dengan tanya. Bagaimana cara menemuinya? Dengan ma'shiat atau keshalihan? Itulah pertanggung jawaban kita di hadapan Allah.
.
Jadi soal jodoh jangan bertanya dengan siapa. Tapi bertanyalah karena siapa. Pastikan Allah sebagai alasan. Pastikan surga sebagai tujuan.
.
Perihal jodoh seperti mengingat kematian. Tugas kita bukan merisaukan, tapi mempersiapkan. Kenapa? Sebab Allah hanya akan mempertemukan dua orang yang sudah sama-sama siap.
.
.
.
Jodoh itu sebenarnya dekat. Hanya saja, banyak yang membuat jarak dengan diamnya. Tak ada yang mau memulai bicara. Tak ada yang pandai berisyarat.
.
Seorang perempuan betah dengan penantiannya. Seorang lelaki bertahan dengan keraguannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa Dan Kerinduan
Non-FictionCerita ini lanjutan dari cerita yg Berjudul Tentang kata dan kita Yg termotivasi dari sebuah kiriman Aby Abdullah izzudin Pemotivasi ku 😊😊 #Repost