Duhai lelaki, dengarkan aku...
.
Saat ini, saat kamu masih sendiri, mungkin yang kau-inginkan adalah perempuan yang cantik. Yang apabila diajak kondangan atau bertemu teman-teman, tidak malu-maluin. Kukira sah-sah saja jika kamu mengharapkan yang seperti itu. Tapi setelah menikah nanti, percayalah, bukan yang demikian yang dapat membuat hidupmu lebih tenang.
.
Betapa banyak seorang suami yang mendapatkan ketenangan batin saat istrinya tak ada di sisi. Padahal kata orang, sang istri amat cantik mempesona. Betapa banyak seorang lelaki yang memilih tidur di luar, sebab jika di rumah hanya ada cekcok dan pertengkaran yang tak kunjung usai. Sedang dulu, ia mengejar-ngejar perempuan itu tuk dinikahi sampai darah penghabisan.
.
Ah, barangkali dulu ia lupa, bahwa kecantikan itu bukan terletak di putihnya kulit, bukan berada di langsingnya badan, juga bukan terpatri di anggun-nya raga. Tidak.
.
Kecantikan sejati adalah, seorang istri yang wajahnya selalu tersenyum dengan tatapan hangat. Ia ramah dalam berucap, ia sabar di saat jengkel, ia taat kala diperintah, ia menenangkan saat hidup penuh masalah. Ia selalu menjadi rumah paling nyaman yang membuat suaminya ingin cepat-cepat pulang.
.
Karenanya duhai lelaki, berfikirlah seribu kali jika ingin menikahi seorang perempuan dengan alasan cantik-nya saja. Sebab agama sudah mewanti-wanti, sesiapa yang menikah karena rupa, maka ia akan terhina. Hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa Dan Kerinduan
Non-FictionCerita ini lanjutan dari cerita yg Berjudul Tentang kata dan kita Yg termotivasi dari sebuah kiriman Aby Abdullah izzudin Pemotivasi ku 😊😊 #Repost