Dan mungkin, pertemuan kita yang pertama adalah jatuh cinta. Maka setelah itu, tugas kita adalah menanam cinta. Merawat, menyiram, serta menjaga agar perasaan itu selalu tumbuh dan berbuah ranum.
.
Kau bilang, bagaimana jika dirimu tak sebaik yang kukira. Ya, dan aku pun tak seshalih yang kamu sangka. Itulah gunanya menikah; tugas kita adalah menjadi pakaian bagi satu sama lain, menutup aurat hilaf dan segala kekurangan masing-masing.
.
Tidak perlu kecewa. Sebab berani mencintai berarti harus berani bertanggung jawab. Maka jadilah cahaya, terangi gelap keburukan masing-masing. Maka jadilah air, tumbuhkan pohon kebaikan masing-masing. Rawatlah taman keluarga dengan saling mengingatkan dan silang menasihati. Agar kuncup-kuncup bunganya, tersenyum merekah menyapa kupu-kupu cinta yang barakah.
.
Sebab pernikahan adalah ta'aruf sepanjang hayat. Adalah perbaikan sampai kaki menginjak akhirat.
.
Pertemuan pertama itu... Ah Dinda, aku hanya melihat cahaya iman di matamu. Dan itu, sudah sangat cukup membuatku yakin bahwa kamulah jawaban dari doa yang kian malam terpanjat. Dan aku, tidak tertarik bagaimana aslimu, sebab saat aku memilihmu, Allah-lah yang menjadi alasan dan surga-lah yang menjadi tujuan. Insya Allah. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa Dan Kerinduan
Non-FictionCerita ini lanjutan dari cerita yg Berjudul Tentang kata dan kita Yg termotivasi dari sebuah kiriman Aby Abdullah izzudin Pemotivasi ku 😊😊 #Repost