Aku heran, bagaimana mungkin ada seorang lelaki yang tega melototi istrinya, padahal hampir di sepanjang hari, kedua matanya melihat dengan jelas berjuta kebaikan yang diberikan oleh perempuan mulia itu.
.
Dengarlah duhai lelaki,
.
Perempuan itu, dulu baik-baik saja dengan mamah papahnya. Bahkan ia bisa bermanja-manja, ketawa ketiwi, atau jalan-jalan kemanalah bersama keluarganya itu. Sekarang ia tinggal dengan-mu. Mewakafkan sisa usianya bersamamu. Memasak, mencuci pakaian, membereskan rumah, mengasuh anak.... Ah, betapa seharusnya ia bahagia, sebagaimana ia bahagia sebelum menikah dengan kamu.
.
Tapi demikianlah, ia memilihmu. Ia mengabdikan diri tuk merawatmu. Bahkan di antara ibu bapaknya, kamu adalah orang pertama yang wajib ditaatinya. Sebegitu hebatnya pengorbanan itu. Maka betapa dzalim-nya, jika kamu, masih punya waktu untuk diam-diam menaruh hati pada wanita yang lebih muda lagi cantik.
.
Iya, sesekali istrimu memang cerewet. Banyak bicara kepadamu. Tapi coba lihat matanya. Mata yang dulu kamu puji itu mulai lelah. Sepanjang hari ia duduk sendiri menunggumu pulang. Dan ketika pulang, dengan wajah kusut dan keringat bau, kamu acuh tak acuh. Abai kepadanya. Bilang capek padahal ia hanya butuh beberapa menit saja, untuk sekedar menyandarkan kepalanya di bahumu, lantas berbagi cerita tentang apa yang ia kerjakan di hari ini.
.
Dengarlah duhai lelaki,
.
Dulu sebelum menikah dengan-nya, kamu sering melontarkan kata-kata cinta. Sekarang, ke manakah kata-kata itu? Apakah ia memudar seiring dengan pudarnya kecantikan istrimu itu? Yaa Allah, yang kamu nikahi adalah seorang manusia. Yang sudah pasti akan banyak perubahan fisik. Badan-nya melar, kulitnya kasar, wajahnya gelap... Ya, semua itu terjadi sebab lelahnya ia mengurusimu. Dan perasaan-mu, cinta gagahmu, hilang begitu saja hanya karena istrimu tak secantik duhulu?
.
Ah istriku, aku akan ikhtiar tuk tidak seperti itu. Apa pun yang terjadi, aku tetap mencintaimu. Sebab kamu adalah amanah Allah. Menghianatimu, sama saja dengan menghianati-Nya, bukan? Maka terima kasih kuhaturkan, atas pengabdianmu selama ini. Maka mohon maaf kuucapkan, atas kehilafanku selama ini. Sungguh aku hanya bisa berdoa, semoga kebaikan-mu itu, dibalas oleh Allah dengan dipersilakan-nya dirimu tuk memasuki Firdaus-Nya. Puncak segala surga.
.
Seperti Rasulullah pada Khadijah, cintaku padamu tak akan hilang di hati ini, betapapun ada yang pergi di antara kita suatu saat nanti. Sebab apa? Sebab cinta ini bukan hanya dariku, melainkan hadiah langsung dari Allah.
.
Yaa Rabb, berkahi pernikahan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa Dan Kerinduan
Non-FictionCerita ini lanjutan dari cerita yg Berjudul Tentang kata dan kita Yg termotivasi dari sebuah kiriman Aby Abdullah izzudin Pemotivasi ku 😊😊 #Repost