Andai Bunda Khadijah masih ada, aku ingin menyampaikan bahwa di sini, ada seorang perempuan yang sedang meneladani beliau.
.
Ia yang ketika melihatku berwajah masam, tak banyak tanya, hanya tersenyum lantas memelukku dengan erat. Ia memang tak secantik model iklan, tapi senyum dan tatapan sejuknya, sungguh adalah kejelitaan sejati yang bahkan bidadari pun akan iri melihatnya.
.
Andai Bunda Fatimah masih ada, aku ingin mengabarkan bahwa di sini, ada seorang perempuan yang sedang meneladani beliau.
.
Saat aku pulang tak membawa apa-apa, ia tak banyak pinta. Cukup dengan membawa kabar bahwa aku baik-baik saja, adalah kemewahan yang tak ternilai, katanya. Ia sama sekali tak banyak menuntut, sebab baginya, rezeki Allah tidak harus berupa harta. Saling mengerti, saling menyanyangi, dan saling mencintai adalah rezeki lain yang sewajibnya disyukuri.
.
Andai Bunda Aisyah masih ada, aku ingin mengatakan bahwa di sini, ada seorang perempuan yang sedang meneladani beliau.
.
Perempuan itu membuat hidupku lebih hidup. Ia seorang pecemburu sekaligus manja menggemaskan. Ia sesekali ngambek, membuatku harus membujuk dengan cara mengotak ngatik ponsel (mencari kata-kata gombal di internet hehe).
.
Ah, banyak sekali suka duka, tangis tawa, dan pelangi lain-nya yang mewarnai kehidupanku. Ia adalah Humairaku, yang cantiknya bukan hanya di wajah melainkan juga di hati. Yang mambantuku menundukkan pandangan pada paras yang tidak halal.
.
Ialah istriku, anugerah terindah yang membuatku tak lelah mengucapkan hamdalah...
.
Al Hamdulillaah, segala puji bagi Allah yang telah menghadiahkan cinta semanis ini. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa Dan Kerinduan
No FicciónCerita ini lanjutan dari cerita yg Berjudul Tentang kata dan kita Yg termotivasi dari sebuah kiriman Aby Abdullah izzudin Pemotivasi ku 😊😊 #Repost