Jin baru saja selesai dengan rebusannya ketika mendengar suara pintu terbuka. Namja berbahu lebar itu sontak mematikan apinya—karena airnya sudah mendidih, lalu berjalan keluar dapur untuk melihat siapa yang datang.
"O, kalian sudah pula—?"
Kalimat Jin tertahan. Seorang namja berlalu dengan ekspresi dinginnya—
BRAKK
—dan menutup pintu kamarnya dengan sedikit kasar.
Jin kemudian menoleh ke belakang. Tak ada siapa-siapa lagi. Kemudian namja itu menatap ke arah lain, dimana seorang namja yang berposisi sebagai maknae di dorm ini tengah duduk di kursinya dengan ekspresi yang tidak jauh beda darinya—terkejut.
Mereka berdua bertatapan sejenak, kemudian mengendikkan bahunya, sebelum akhirnya menyusul bersama ke arah dimana pintu tadi terbanting.
"Yoongi-hyung kenapa, hyung?"
"Mana ku tahu, JK."
"Sepertinya moodnya buruk."
Mereka masih saling berbisik di depan pintu itu tanpa ada yang berani mengetuknya. Kebetulan mereka juga hanya berdua-tiga dengan yang berada di kamar- sehingga tak ada orang lain yang ikut nimbrung dalam percakapan-berbisikdua namja itu.
"Kemana Jiminnie?" Jungkook a.k.a JK tadi berbisik lagi.
"Heh, dia hyungmu."
Seolah tak peduli sahutan hyung tertuanya, Jungkook kembali berbisik. "Kenapa mereka tidak pulang bersama?"
Jin dan Jungkook saling berpandangan heran. Kemudian mata mereka berdua melebar bersama, seolah baru saja menemukan jawabannya. Jin membuka mulutnya, Jungkook tertawa pelan.
"Wah Jiminnie benar-benar ingin mati. Sudah tahu dia singa betina." Gumam Jungkook kemudian menatapi pintu yang tertutup itu miris.
Jin menelan ludahnya, kemudian memberanikan diri untuk mengetuk pintu itu.
Toktoktok
Tak ada jawaban. Jin menoleh ke arah Jungkook yang menatapnya penasaran. Dua namja itu bergeming dengan ekspresi yang sama. Khawatir.
"Y-yoong?"
Jin mencoba memanggil yang ada di dalam. Namun tidak ada sahutan. Jin pun kembali menatap Jungkook, mempertimbangkan apakah harus meminta tolong si maknae ini untuk mendobrak pintu itu atau tidak.
Yang ditatap hanya mengerjapkan matanya dan sedikit membuka mulutnya. Seolah tahu kebimbangan hyungnya ini, Jungkook beranjak meraih kenopnya dan memutarnya.
CKLEK
"Haaah..."
Jin dan Jungkook menghela nafasnya lega. Ternyata pintunya tidak dikunci. Mereka berdua kemudian beranjak masuk ke dalam secara diam-diam.
Jin dan Jungkook bergeming. Ruangan yang mereka masuki tampak sedikit berantakan, dengan topi hitam yang dilempar asal, masker yang tergeletak di lantai, serta celana panjang yang teronggok pasrah bersama sebuah kardigan hitam di dekat kasur Jin. Ah, benar. Itu kamar Jin dan Yoongi.
Kemudian mereka saling bertatapan ketika melihat sebuah gundukan hitam, dengan gambar kumamon yang menatap mereka berdua dengan mata imutnya. Mereka tak berani mendekat, mulanya. Hingga akhirnya, Jin meminta Jungkook untuk keluar mengambilkan air putih dan menggantikannya menyiapkan sup yang sudah dia buat saat makan siang nanti. Jin memilih untuk menemani seseorang dalam gundukan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Album
FanfictionTentang hati.. yang berbicara melalui nada dan melodi #FANFICTION *random update