Maaf kemarin ketiduran~
Enjoy~
Yoongi mematut dirinya di cermin.
Disunggingkannya senyum kaku yang sebenarnya menggemaskan itu sesekali, kemudian jemari kurus itu merapikan rambut tipis bagian poni. Tak terlalu rapih, tapi cukup membuatnya percaya diri.
"Biasa saja. Biasa saja." Yoongi memantrai dirinya.
Setelah merapikan block note di atas meja kerjanya, Yoongi pun meraih topi hitam dan masker hitamnya sebelum berjalan meninggalkan pintu kamarnya.
Biasa saja..
Yoongi sudah belajar. Dia tak ingin ini terulang. Dia tidak ingin seperti waktu itu. Dia harus biasa saja. Jangan berlebih. Ya... Meskipun sekarang jantungnya tak mau mendengarkannya sama sekali.
Jimin sudah menunggunya di ruang tengah. Dengan jaket kebanggaannya saat era WINGS itu, Jimin tampak tampan dan menyegarkan, sukses membuat Yoongi hampir ketahuan terkesima karena tak tahan membuka mulutnya
"O, kau sudah siap."
Yoongi mengangguk kikuk. Senyuman itu sungguh hampir menghipnotisnya. Susah payah dia mengalihkan perhatiannya dari senyum malaikat itu, dan dia tidak sadar Jimin sudah meraih tangannya, menariknya keluar menuju tujuan mereka.
Yoongi tidak yakin ini dimana, tapi sekitarnya sangat asri. Bisa dia rasakan dengan jelas angin sejuk menerpa tubuhnya yang kurang olah raga dan udara segar. Kulit pucatnya butuh ini, supaya tidak terlalu pucat.
"Sebelah sini."
Masih setia menggenggam tangannya, Jimin menarik Yoongi menuju ke dua orang yeoja paruh baya dan namja muda yang sepertinya tengah asik mengobrol. Dua orang itu kemudian tersenyum manis setelah menyadari kedatangan mereka berdua. Senyum yang sangat familiar, senyuman keluarga Park.
"Suga kan? Astaga.. lama tidak berjumpa."
"Ne, Eommonim. Maaf belum sempat mengunjungimu lagi."
"Ah, tidak apa-apa. Bagaimana kabarmu? Beberapa kali aku main ke Daegu, ibumu selalu mengatakan kalau kau jarang pulang."
Yoongi tersenyum sopan dengan menunjukan rentetan gigi-gusinya yang manis dan menggemaskan. Yeoja itu –Nyonya Park- serasa terhipnotis karena kini ujung bibirnya terbuka lebih lebar, ikut tersenyum manis.
Sementara dua orang itu memulai percakapan, dua namja Park muda yang duduk di sisi lain karpet itu kini saling berpandangan.
"Apa kabar, hyung?"
"Kau selalu tahu kabarku, Adik penguntit."
"Bersyukurlah adikmu cerdas, hyung. Kemampuanku meretas akun-akun haters berhasil membuatmu seterang ini kan."
Yang lebih tua berdecak tak suka. Adiknya itu, Park Jihyun, seorang yang mulanya maniak games dan sekarang sedang berhasil berpacaran dengan kode biner yang tak pernah Jimin pahami sama sekali.
Semenjak dia debut, adiknya selalu duduk di belakang monitor untuk meretas banyak akun haters yang dapat menjatuhkannya. Dia pula yang menghapus gambar-gambar yang memicu skandal, kecuali selfie lawas Jimin yang terlanjur tersebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Album
FanfictionTentang hati.. yang berbicara melalui nada dan melodi #FANFICTION *random update