Part 14

2.4K 394 54
                                    


Enjoy~


 "Jadi, kau masih tidak ingin bercerita?"

Suara bariton itu bertanya untuk kesekian kalinya. Namja bunny yang ada di depannya hanya bergeming dengan jari-jari yang bergerak asal, saling bertaut, menandakan kalau dia gugup.

"Jungkookie.."

"H-h-hyung.. Aku akan bercerita, tapi tolong jangan beritahu siapapun."

Taehyung menyandarkan punggungnya kemudian menatap cup ramyeonnya yang sudah kosong di atas mejanya. Taehyung mengangguk.

Jungkook kemudian menarik kursi di sebelah Taehyung supaya dia tidak perlu mengeluarkan suara keras untuk mengucapkan kalimatnya. Taehyung pun memiringkan tubuhnya untuk mempersempit jarak mereka. Supaya Jungkook bisa dengan bebas memberitahukan semuanya. Supaya tak ada yang mendengar selain mereka.

Kemudian bola mata Taehyung melebar dan mulutnya terbuka. Dia bahkan gelagapan untuk sekedar bertanya,"benarkah?"

"Yoongi-hyung tidak berkata apapun, tapi dari pengamatanku selama ini, kemungkinannya memang benar."

Taehyung kemudian tampak gelisah.

"B-bukankah Jimin sudah memiliki kekasih?"

"MWO?!"

Taehyung sontak membekap mulut si maknae dan memintanya untuk tidak menarik perhatian orang-orang yang ada di sekitar mereka. Jungkook kemudian menarik topi hoodienya dan kembali menatap Taehyung dengan terkejut.

"Jiminie juga tidak memberitahuku, tapi aku tak sengaja membaca kotak pesannya waktu itu."

Selanjutnya mereka berdua pun hening.. Raut wajah mereka perlahan mengeruh, ah jadi seperti itu..

.

.

.

Malam pun hampir tiba, Jimin akhirnya memutuskan untuk bangun setelah puas memandangi wajah cantik dan manis dari hyungnya yang berusia 2 tahun lebih tua darinya yang masih terlelap di sebelahnya.

Setelah mencuci mukanya di kamar mandi, Jimin kembali mendekati ranjang dimana namja yang tadi terlelap di sebelahnya sudah terbangun dan tengah mengusak matanya dengan menggemaskan. Jimin tersenyum lebar dan segera meraih bahu rapuh yang kini semi-fowler itu untuk kemudian disandarkan ke tubuhnya.

"Apa masih ada yang sakit?"

"Aku lemas.." Suara serak khas orang bangun tidur itu menyapa telinga Jimin dan anehnya justru membuat Jimin betah tersenyum.

"Baiklah nanti kusampaikan pada dokter." Kemudian Jimin mengecup puncak belakang bersurai hitam itu sekilas.

Namja itu selanjutnya bergerak untuk menghadapkan tubuhnya pada Jimin meskipun dia merasa lemas. Dia ingin melihat Jimin. Dia ingin menatap Jimin, yang dia cintai..

"Jiminie..."

"Kau ingin bercerita, Yoongi-hyung?"

Namja itu, Yoongi, sejenak melebarkan matanya namun segera mengerjap dan mengangguk lemah. Jimin tersenyum tipis dan menopang sebelah bahu rapuh itu.

"Kenapa kau bisa seperti ini? Apa kau kemarin tidak makan?"

"Tidak, yang kuajak makan saja tidak datang." Yoongi mengerucutkan bibirnya gemas. Jimin sejenak merasa tertohok namun kembali terhibur karena pemandangan menggemaskan di depannya.

New AlbumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang