Part 11

2.2K 408 61
                                    

fast update, disarankan tidak membuka musiknya..


enjoy~


Ketika selesai dengan gerakan terakhir, Hoseok meminta Jimin untuk berhenti dan beristirahat. Dia melakukan itu karena Jimin selalu lupa waktu kalau sudah serius menari. Sungguh itu membuat Hoseok khawatir meskipun dia sendiri pernah berlaku seperti itu.

"Jiminie, kau habis ini mau kemana? Aku akan menemani Namjoon di studio jadi aku tidak pulang. Jungkook dan Vocal line yg lain sepertinya juga masih di ruang latihan. Di dorm akan sepi."

Hoseok berjalan ke arah botol minumnya.

"Ah, tapi sepertinya Yoongi-hyung di dorm. Dia selesai lebih cepat dari kami."

Jimin sontak mendongak dan menatap Hoseok yang sibuk mengguyur tenggorokannya yang kering. Jimin bangkit dan teringat pada handphonenya yang tergeletak di dalam ranselnya. Ah, dia baru ingat kalau dia berjanji akan menunggui Yoongi di studio. Tapi kalau Yoongi justru sudah pulang sendiri?

Ketika Jimin meraih handphonenya, sebuah panggilan masuk sejenak membuatnya terkejut namun segera diangkatnya.

"Yeoboseyo?"

Hoseok menatap Jimin sedikit penasaran. Namun yang ditatap justru menunjukkan ekspresi yang..khawatir? Hoseok perlahan berjalan mendekat.

"Kenapa—"

"Hoseok-hyung, hari ini sudah selesaikan? Bisakah aku pergi?"

"O—O.."

"Kalau begitu aku pulang dulu. Sampai jumpa."

Kemudian Hoseok hanya bergeming menatap Jimin yang langsung menyambar ranselnya dan berlari meninggalkan ruangan dengan sedikit panik. Ada apa? Hoseok hanya berkedip tanpa tahu jawabannya.

Jimin segera melesat menuju basement dan menghampiri mobilnya. Dia tidak peduli tubuhnya yang pegal dan kelelahan. Ada sesuatu yang lebih penting dari pada mengeluh sakit sekarang. Sesuatu yang membuatnya berpacu dan tak bisa santai bahkan ketika sudah menginjak pedal gasnya.

Tolong aku.... Kumohon... Tolong..




oOOo

Yoongi mengusap-usap telapak tangannya berulang kali. Ini bulan oktober dan musim gugur sudah mendekati musim dingin. Angin malam benar-benar hampir selalu membuatnya menggigil. Untunglah sweater hitam pemberian Jimin di ulang tahunnya dua tahun yang lalu serta kardigan hitam panjangnya cukup mengurangi pengeluaran panas tubuhnya, jadi dia tidak menggigil.

Yoongi menyesap lattenya.

"Hm.. " Dia menggumam dengan sesekali melirik ke arah layar handphonenya.

Hampir dua jam sejak dia datang ke kafe ini. Pelanggan lain sudah pulang, pelayan di dalam pun sudah berulang kali melirik ke arahnya. Mungkin Jimin belum selesai, dia tahu perang deadline itu tidak semudah itu ditaklukan. Ini menyangkut masa depan agensi juga. Masa depan banyak orang..

Menyiapkan koreo dan dance bukan sesuatu yang gampang. Apa lagi Bangtan tak pernah mengecewakan audien perihal penampilan mereka. Ini harus sempurna, dan Yoongi paham jika Jimin mungkin akan membutuhkan waktu yang lama.

New AlbumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang