update pagi, nanti sore nugas :"
enjoy~
Hampir tiga jam setelah kedatangan member Bangtan yang lain yang kini menunggu di luar dengan wajah lesu. Hoseok, Namjoon, V atau Taehyung, dan Jin dihubungi Sejin dan Jungkook beberapa menit setelah Jimin masuk ke dalam kamar dan tidak keluar sampai sekarang. Bahkan mereka bertujuh menerima penjelasan dokter mengenai penyakit pencernaan yang membuat Yoongi terbaring seperti itu di luar kamar.
Hoseok duduk di sebelah Sejin dan Namjoon. Dia menunggu bersama yang lain tanpa berniat sedikitpun mengetuk pintu meskipun dia sendiri sangat geram dan ingin meninju adiknya yang memiliki senyum malaikat yang berada di dalam berdua bersama hyungnya itu.
Hoseok tahu satu-satunya orang yang tidur di dorm bersama Yoongi malam itu adalah Jimin, tapi kenapa malah Jungkook yang membawanya ke rumah sakit? Kenapa tidak sejak semalam? Hoseok tahu kalau gastritis cukup parah milik Yoongi hanya akan kambuh jika dibiarkan dalam semalam tanpa penanganan dan dia yakin, penyakit ini sebenarnya sudah ditahan hyungnya itu sejak semalam dan seharusnya Jimin tahu itu!
Hoseok kemudian menghela nafasnya..
Meski demikian, dia memberi kesempatan untuk Jimin menyesali ketidakpekaannya. Dia tetap percaya Jimin sangat menyayangi Yoongi, dan dia tahu Jimin tidak bermaksud membiarkan hyungnya begitu saja. Justru, sekarang Hoseok khawatir kalau Jimin tidak bisa memaafkan dirinya sendiri sekarang.
Namjoon yang duduk di sebelah Hoseok hanya kembali menatap laptopnya. Dia membawa pekerjaannya dan masih mengerjakan semua itu bahkan saat baru saja tiba di depan ruangan ini. Dia khawatir tapi dia percaya Yoongi bisa melalui ini semua sebelum comeback ataupun pembuatan music video berikutnya. Namjoon menghela nafasnya.. Dia merasa sedikit bersalah, mungkin dia juga penyebab ketidakteraturan pola makan Yoongi. Dia memberikan jobdesk yang cukup padat pada hyungnya itu dalam album kali ini.
"Hm.." Namjoon menggumam.
Matanya sekilas melirik ke arah kenop pintu yang tertutup itu kemudian beralih menatap sebuah lirik yang terpampang di depan layar laptopnya. Namjoon tak pernah ambil pusing apa atau siapa yang menjadi muse Yoongi setiap membuat lagunya, tapi sungguh semua lagunya terasa sangat familiar di kehidupannya. Seperti dia benar-benar pernah melihat kejadian itu sebelumnya.
"Joon-ah, apa kau masih belum selesai?"
Namjoon menoleh ke sebelah kanannya. Bibir penuh itu mengerucut dengan mata indah yang menatapnya merajuk. Namjoon kemudian menutup laptopnya dan menggeleng.
"Belum, tapi.. ada apa?"
"Aku mau pinjam bahumu."
Namjoon tersenyum kemudian duduk bersandar menyamankan diri. Kemudian kepala namja yang di sebelahnya itu kini bersandar. Namjoon kemudian membuka laptopnya lagi dan melanjutkan pekerjaannya. Di sebelahnya, Seokjin bersandar dan mulai memejamkan matanya karena mengantuk. Dia minta dibangunkan jika jam makan malam sudah tiba. Dia pun mulai terlelap, mengabaikan rasa iba, marah, sedih, khawatir yang dipendamnya ketika menerima kabar opname Yoongi tadi.
Biarkan saja Jimin yang bertanggung jawab di dalam.. begitu pikirnya. Meskipun dia tidak tahu kalau rencana Yoongi kemarin gagal total, tapi menyadari kalau hanya Jimin yang bisa meredakan sakitnya Yoongi sekarang ini membuatnya ikut enggan menyentuh pintu itu untuk mengganggu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Album
FanfictionTentang hati.. yang berbicara melalui nada dan melodi #FANFICTION *random update