#5
Alysa merasakan sakit di pipi kirinya, membuat ia terus memegang pipi kirinya. Ia tak abis fikir, siapa orang jail yang mengambil foto mereka. Siapa yang membenci Alysa diam-diam?. Pikir Alysa.
Membuat ia terdiam, lalu tersadar saat ada yang menepuk bahunya. Ia nampak kaget saat Devan lah yang menepuk bahunya. Kenapa cowok ini selalu tau ia dimana. Pikir Alysa kembali.
"Are you okay?"
"Nggak usah sok care. Mending lo pergi." ketus Alysa kesal dan tidak menatap ke Devan.
"Kalo gue enggak mau gimana?" Devan serius.
"Gue hajar lo sampe pergi dari sini.” ketus Alysa.
"Silahkan. Mau bagian yang mana?” tantang Devan.
“Mending sekarang lo cepet pergi. Gue lagi nggak mau main-main. Dan lo urusin tuh cewek lo. ajarin dia tentang Attitude yang baik" lanjut Alysa. Raut wajah Devan berubah drastis.
"Dia bukan cewek gue lagi. Dari awal gue nggak serius sama dia." perjelas Devan.
Alysa memutar bola matanya, "Nggak peduli"
"Coba liat pipi lo."
dengan tiba-tiba Devan memegang pipi Alysa dan mengarahkannya ke hadapan Devan.
"Auu sakit dongo" melepaskan tangan Devan dari pipinya.
"Sorry. Coba sini gue liat lagi.” Sepasang bola mata mereka saling bertemu dalam satu titik. Sontak Devan langsung mengalihkan pandangannya “Oh ini mah harus cepet di obatin kalo nggak nanti bisa bengkak terus pipi lo kaya bakpau." ucap Devan sok tau, memperagakan pipi tembam dengan membuat gembung kedua pipinya.
Sontak senyum Alysa mengembang tidak tahan melihat ekspresi Devan.
"Apaan sih. Konyol deh"
Ternyata nih cewek manis juga. Benak Devan ketika melihat sebuah garis melengkung kebawah pada bibir Alysa.
"Yaudah sana obatin. Kompres. Ntar.. (Memperagakan hal yang sama) loh" ledek Devan lagi.
"Apaa sih hahah. Iya ntar di rumah gue kompres. Sekarang masuk kelas." Alysa berdiri.
"Masuk kelas? Emang udah bel?" mata Devan membesar. Oh shit. Gue belom makan, tai. Benaknya sembari menepuk dahinya.
"Kenapa lo?"
"Gue.. gue gapapa, iya gapapa" Devan menyengir terpaksa.
"Yaudah yuk, masuk kelas" ajak Devan.
"Lo duluan aja deh, gue ke UKS bentar”
Devan pun pergi ke kelas terlebih dulu membiarkan Alysa sendiri. Dan Alysa melangkah keluar. Ia mengubah langkahnya menjadi ke arah kantin.
Rupanya dari tadi Devan belum sempat makan, saat baru melangkah kantin ia sudah di perhatikan oleh banyak pasang mata lalu menghampiri keributan yang ternyata menyangkut dirinya, dan mengejar Alysa, menenangkannya hingga bel istirahat berakhir. Membuat perut Devan keroncongan selama pelajaran berlangsung.
Sejak tadi, Alysa berada di UKS setelah ia ke kantin membeli sesuatu. Sampai bel pulang berbunyi. Sebelumnya ia meminta izin pada ketua kelas untuk tidak bisa mengikuti pelajaran hingga pelajaran terakhir. Kini, di depan UKS sudah ada Milla yang menunggu Alysa. Berniat pulang bareng.
"Al gimana keadaan lo?" Nampak Milla cemas, menunggu Alysa memakai sepatu
"Gue gapapa kok Mil, cuma agak bengkak dikit. Tuh cewek, cantik-cantik tenaga badak" sigap Alysa, selesai memakai sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lollipop And Cotton Candy [Completed]
Teen Fiction[Telah direvisi] "Jangan lagi tanya 'Kenapa' karena udah jelas, gue nunggu lo karena gue sayang sama lo. Gak butuh alesan untuk sayang sama lo.." - Devan Edgar Wijaya (Lollipop And Cotton Candy ©2017)