#12
Perkataan Bagas semalam masih menghantui pikiran gadis yang selalu dikuncir satu dengan wangi vanilla khas Alysa Avriel, membuat ia kurang berkonsentrasi pada apa yang ada di hadapannya.
Dengan memakai seragam batik merah maroon garis bagian leher dan lengan pendek berwarna putih dan rok berenda putih seatas lutut dengan kaos kaki sebetis di sertai sepatu kets berwarna hitam legam bergaris putih di sampingnya. Melangkah kearah Perpustakaan di saat jam kosong, ada hal yang ingin ia baca.
Sekalian mencari novel baru yang ada di Perpustakaan sekolah. Saat sedang asik mencari, pandangan Alysa meleset pada sepasang gadis dan laki-laki di pojok paling kanan yang jarang tertangkap oleh pasang mata.
Alysa melangkahkan kakinya dengan sangat berhati-hati memastikan siapa gadis dan anak laki-laki itu. Dilihat dari posisi Alysa berada postur badan gadis itu tidak terlalu tinggi, hanya sebahu kurang dari anak laki-laki yang bersamanya, dengan kulit putih dan postur badan yang ideal, rambut hitam sebahu.
Sedangkan anak laki-laki itu, nampaknya Alysa mengenalnya.
Ia seangkatan dengan dirinya, tapi entah dari jurusan apa.Semakin penasaran dengan wajah gadis yang membelakangi dirinya kini mereka berdua berpaut mesra dalam ciuman yang tiba-tiba saja dilakukan. Membuat kedua mata Alysa membesar lalu mengerutkan dahinya.
Dasarr anak jaman, Tempat kaya gini di buat mesum. Gumam Alysa dengan sinis menggelengkan kepalanya bermaksud meninggalkan kedua orang yang sedang asyik, namun ciuman itu berakhir dengan cepat dan gadis itu pun Nampak gelisah saat ponselnya berdering.
Kini Alysa bisa melihat wajah dari gadis berambut sebahu itu. tanpa di percaya, ia adalah Kirey. Ketua Osis sekaligus pacar Devan. pacar Devan bersama laki-laki lain. dalam arti lain “Selingkuh” tetap tidak percaya dengan apa yang ia lihat, Alysa mengusap kedua matanya meski tidak terasa gatal berkali-kali.
“Ituu.. ituu Kirey? Pacarnya Devan kan?” ucapnya. Memastikan kembali. Kini ia mendengar percakapan antara Kirey dengan laki-laki yang pasti bukan Devan.
“Kaya nya aku harus balik ke kelas deh, sih pak tua moris masuk kelas lagi” ucap Kirey yang tak seperti Kirey polos.
“Iya udah, nanti istirahat kita ketemu lagi ya, sayang” balas laki-laki yang berusia sama seperti Alysa. Kirey pun melangkah keluar perpustakaan dan beberapa menit kemudian di ikuti oleh laki-laki yang bersamanya.
Kini Alysa pun juga ikut keluar Perpustakaan menuju ke lapangan outdoor yang melewati Ruang Osis.
"Apa hubungannya Kirey dengan laki-laki itu, kok manggil sayang, terus ciuman lagi. bukannya Kirey pacaran sama Devan, apa udah putus ya. Eh ngapain gue pikirin ya." Gumam Alysa, sesaat berhenti di depan Ruang Osis.
Berniat membuka pintu, memasuki ruangan itu dan bertemu Devan jika ia ada di dalam. tapi ia mengurungkan niatnya lalu melanjutkan langkahnya untuk ke lapangan outdoor. Di sana ada kelas yang sedang olahraga, nampaknya itu kelas 11 IPA dan kelas 10 Bahasa.
Alysa duduk di bangku menghadap lapangan sehingga ia bisa melihat murid lain berolahraga. cuaca yang tidak terlalu panas serta hembusan angin sejuk menyelimuti dirinya. Tenang. Sunyi. Dan nyaman.
Kedua matanya terpejam mencoba bersahabat dengan hembusan angin hingga merasa dirinya ringan lalu mengikuti arah hembusan angin, kemana saja, terbang tinggi, dan-- pluuuukkkk!!
“Aww!!” sebuah botol mineral tanpa isi mendarat tepat di kepala Alysa, membuatnya sontak berdiri lalu mencari asal botol itu dan siapa orang yang melemparinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lollipop And Cotton Candy [Completed]
Teen Fiction[Telah direvisi] "Jangan lagi tanya 'Kenapa' karena udah jelas, gue nunggu lo karena gue sayang sama lo. Gak butuh alesan untuk sayang sama lo.." - Devan Edgar Wijaya (Lollipop And Cotton Candy ©2017)