Bab 12

46 7 11
                                    

Kini Sina diliputi oleh rasa penasaran. Akan dibawa kemana ia oleh Ikram? pertanyaan itu selalu terbersit dalam pikiran Sina.

Lain halnya dengan Ikram yang kini terlihat bahagia, ia tidak sabar ingin membawa Sina ke tempat dimana Ikram selalu mencurahkan keluh kesah hidupnya.

Ikram memberhentikan motornya di depan sebuah toko bunga dan membuat Sina semakin heran.

"Ram ko kita ke toko bunga sih?" tanya sina

"Mau mesen karangan bunga buat lu, tulisannya selamat menunaikan ibadah puasa" jawab ikram santai

"Begooo ihh yang serius napa" rengek sina

"Mau beli bunga dulu bentar, buat ngasih seseorang" ucap ikram

"Buat siapa?" tanya sina

"Nanti juga tau" jawab ikram
"Mas 2 bucket mawar merah sama 1 bucket tulip nya ya" pinta ikram

"Baik mas tunggu sebentar" ucap mas mas tukang bunga

Sina pun semakin bertanya tanya. Sina sangat bingung, untuk apa Ikram membeli bunga sebanyak itu? Apakah untuk pacaranya? Atau untuk orang lain yang spesial di hatinya?. Sina pun semakin bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini.

Setelah selesai membeli bunga, Ikram dan Sina pun langsung meluncur ke tempat tujuan.

Dan sesampainya di tempat itu, Sina pun dibuat terkejut serta semakin bingung, mengapa Ikram membawanya ke tempat yang menurut Sina tak lazim.

"Ram lu serius bawa gua kesini? Lu lagi ga becanda kan?" tanya sina

"Enggalah, yakali gua bercanda. Udah sini ikut gua" ucap ikram sambil menarik tangan sina

Kini Ikram dan Sina sudah berada di depan 3 batu nisan yang saling berdekatan dan terlihat tidak terlalu usang.

"Assalamuallaikum bu, ka, dek apa kabar? Ini aku bawa Sina kesini. Mau aku kenalin sama kalian" ucap ikram

Sina masih bingung dengan apa yang sedang terjadi, ia hanya bisa berdiam diri sambil bertanya tanya dalam diri.

"Ram, ini kuburan adek lu? Ko tadi lu juga bilang bu sama kak?" tanya sina dengan hati hati

"Sini duduk dulu sin, gua kenalin sama mereka" jawab ikram

Sina pun duduk di sebelah Ikram dan menaruh bucket bunga tadi di masing masing batu nisan.

"Mawarnya jangan di simpen disitu, ibu sukanya tulip bukan mawar" ucap ikram sambil menukar bunga

"Ibu?" tanya sina

"Iya sin, kenalin ini ibu, kakak sama adek gua. Nisan ibu yang namanya Siti Humairah, nisan kakak yang namanya Keira Maudya Putri, yang terakhir nisan ade gua namanya Maira Claudya Putri" ucap ikram sambil menunjukan nisan satu persatu

Sina tak bisa berbuat apa apa, ia hanya bisa diam. Sina masih tak menyangka akan hal yang ia ketahui saat ini. Ia masih berfikir bahwa ini hanya sebuah mimpi.

"Sin ko lu bengong sih?" tanya ikram sambil melambai kan tangannya di depan muka sina

"Hah? I-iya kenapa ram? Sorry gua ga fokus. Gua masih bingung ini antara mimpi atau nyata" ucap sina yang terlihat kebingungan

Plakk...

"Aww sakit bego, ko lu nampar gua sih?" ucap sina sedikit keras

"Sakit kan? Berarti tandanya ga mimpi" ucap ikram sambil tersenyum

"Iya sih, tapi sakit bego" ucap sina sambil mengusap pipinya

"Hahaa iya sorry" ucap ikram

"Sin asal lu tau, mereka orangnya baik banget, mereka yang selalu ngebela gua kalo dimarahin sama papa. Walaupun kak Keira itu sedikit bawel tapi gua tau, dia ngelakuin itu semata mata buat gua jadi orang yang lebih baik lagi. Dimata gua ga ada lagi hal berharga dibanding mereka. Saat gua kehilangan mereka disitu gua ngedown banget, sampe gua rasanya pengen nyusul mereka aja biar kita bisa sama sama di alam sana" ucap ikram dengan wajah diliputi kesedihan

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang