✔️[1] I'll Go There

101 17 11
                                    

Hope you all like with my new fanfiction story😊

Taera's Point of View

"Taera-ya, sungguh kau akan tinggal di Seoul?" Eomma terus menanyakan hal itu sejak kemarin, padahal aku sudah benar-benar diterima di kampus yang sama dengan Yoongi, sepupuku. Mana bisa dibatalkan.

Aku melanjutkan mengepak bajuku untuk pindah ke Seoul. Disana, aku akan tinggal di apartemen, walaupun sudah ditawari agar tinggal di rumah Yoongi, tapi aku justru menolaknya. Aku hanya ingin hidup tenang, dan terjauh dari kehidupan masa laluku.

"Ne, Eomma."

"Kau yakin tinggal sendirian? Kenapa tidak tinggal dengan Yoongi saja?"

Aku berhenti sejenak, menatap wanita yang terus-terusan mengkhawatirkanku.

"Tidak perlu, Eomma, nanti aku merepotkan di sana. Lagipula aku sudah bisa jaga diri."

Eoh, aku hanya tidak ingin merepotkan Yoongi.

"Tapi, kalo kau tinggal sendiri, eomma-mu ini yang khawatir." Eomma melangkah pelan ke arahku lalu memelukku erat. Seolah-olah tak mau aku meninggalkannya. Tapi, wajar jika eomma-ku ku sebegitu khawatirnya, karena aku anak tunggal.

Aku membalas pelukannya, "Tidak usah khawatir, Eomma. Aku sudah bisa jaga diri. Eomma bisa nelpon aku setiap saat. Aku janji aku akan berkunjung ke sini saat ada cuti." Aku berkata dengan agak ragu. Aku takut jika masa laluku terus mengejarku, tapi aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa hal itu pasti tidak akan terjadi.

"Baik-baik ya disana, bicara pada eomma atau Yoongi jika ada sesuatu. Jangan disimpan sendiri."

Aku mengangguk, "Ne, Eomma."

Perlahan, pelukan hangatnya terlepas, Eomma menatapku dalam dan tersenyum.

"Eomma tahu kau anak yang hebat," ujarnya seraya menepuk bahuku pelan.

Aku ikut tersenyum, melihat eomma tersenyum. Lalu, aku kembali melanjutkan mengepak bajuku, dengan eomma yang membantuku.

=======

Bulan mulai menggantikan posisi matahari. Saat ini, aku sedang makan malam bersama eomma dan appa.
Mungkin ini menjadi makan malam terakhirku bersama keluargaku, karena besok aku sudah akan pergi ke Seoul.

"Besok kamu berangkat jam berapa?" tanya Appa di sela-sela acara makannya.

"Pukul 9 sesuai jadwalnya."

Appa manggut-manggut. "Oke, Appa antar ke bandara, ya." Aku mengangguk.

''Arraseo, Appa.''

Ruang makan keluarga kami dipenuhi dengan tawa, kurasa aku akan sangat merindukan momen ini.

Momen sederhana dengan makna yang cukup berarti bagiku.

I feel very sad and happy at the same time.

''Jongin kuliah dimana?'' tanya eomma secara tiba-tiba.

Bahkan mendengarkan namanya saja rasanya seperti menabur garam di atas luka. Tapi aku tau, eomma mungkin saja lupa.

''Molla, dia menghilang secara tiba-tiba,'' ucapku dengan menunjukkan senyum yang kupaksakan. Aku yakin senyumanku akan terlihat miris dan kecut.

[1] Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang