45. Stalking

5.8K 583 84
                                    

Sacha pov
Tragedi di rumah Arvin semalem mensponsori kengantukan gue pagi ini. Jam menunjukkan pukul 8:44 dan gue udah ngantuk banget. Yaiyalah semaleman gue tidur ga tenang.

Gue lagi ga ada jam pelajaran. Jadi gue di ruang guru aja ngerjain laporan. Setelah 4 kali nguap, gue nyerah dan menutup laporan gue. Mungkin ga ada salahnya merem bentar. Gue pun duduk santai di sofa ruang guru yang menghadap tipi. Yaa sambil nyamar nonton tipi biar ga keliatan banget tidurnya.

Gue memejamkan mata mungkin sekitar beberapa menit. Mata gue doang yang merem tapi suara-suara sekitar gue masih terdengar bising di dalam kepala gue yang berat. Sayup-sayup aroma menggoda menyapa penciuman gue. Hmm, kopi?

Gue membuka mata dan secangkir kopi beraroma menggoda nangkring di atas meja depan gue. Gue celingak-celinguk nyari siapa yang naroh di situ. Tapi ruangan kosong. Kopi hitam tersebut tercium sangat wangi. Jangan-jangan dari Clarissa karna gue lagi nyuekin dia.

Gue menyesap kopi hitam itu. Pahit, kental, tanpa gula. Kopi ini bukan cuma bisa bikin melek orang yang ngantuk tapi juga membangkitkan mayat dari kematian.

Setelah sekali meneguk kopi tadi gue meraih remote tipi dan mencari channel yang sekiranya menghibur. Mata gue beneran melek karna ini kopi. Gue terus memindah-mindah channel hingga menyadari seseorang duduk di samping gue. Kalo aja dia duduknya anggun, pasti gue udah ngira dia bidadari yang diutus buat nemenin gue tidur-tiduran di sofa pagi ini.

Seorang wanita muda kira-kira seumuran gue duduk dengan cuek di sofa samping gue membawa sebuah donat yang sepertinya dia beli di koperasi sekolah. Gue memandangnya dengan heran. Perasaan guru praktek gue doang semester ini. Lah cewek ini siapa?

Kalo diliat dari bajunya sih pasti dia kerja disini. Tapi gue belum pernah liat dia disini. Cewek itu memajukan tubuhnya dan meraih kopi yang ada di meja depan gue. Lalu dia menyesapnya dengan perlahan. Ebuset, itu kopi bekas gue baru bangun tidur langsung disosor aje.

Dia menoleh ke arah gue yang berhenti memindah-mindah channel dan balik menatap gue heran. Sesaat kemudian dia tersenyum pada gue. Sepertinya wajahnya familiar.

"Lo ngantuk banget yah" Tegurnya sambil tersenyum.

"Eh iya nih" Jawab gue canggung.

Maklum jarang-jarang ada guru disini negor gue pake bahasa tidak baku. Biasa gue di panggil Miss, Nak atau Malingggggg kalo gue ngambil barang koperasi tanpa bayar. Yang terakhir becanda deng. Hehehehe.

"Lo Stify kan?" Ujarnya sambil memutar tubuhnya duduk menghadap gue.

"Kok tau siiiiihhhhh?" Gue heboh tapi ngerasa emang familiar sama dia.

"Yaiyalah lo dulu ikut ekskul mading, gue kakak kelas lo yang harus beresin hasil-hasil ide gila lo" Ujarnya setengah ngedumel.

Pikiran gue melayang ke beberapa tahun lalu. Saat gue kebingungan nyari ekskul, gue dan temen gue Riri akhirnya memutuskan ikut ekskul mading basic. Jadi, karna gue di desak kakak-kakak senior buat bikin sesuatu yang seru di mading, gue bikin rubrik 'From, To'.

Jadi rubrik 'FromTo' ini memfasilitasi warga sekolah yang ingin menyampaikan sesuatu ke seseorang lewat perantara mading. Mereka bisa mengirim pesan ke nomor hp mading, lalu memaparkan hal yang ingin disampaikan ke seseorang dan menyebutkan siapa tujuannya. Dan seminggu kemudian, pesannya bakal di pajang di mading.

Awalnya, ini jadi ajang titip salam pake nama samaran gitu. Beberapa anak kirim salam ke orang yang di suka. Sialnya, orang yang di suka kadang udah ada pacarnya dan lewat rubrik 'FromTo' juga balesin orang yang menyatakan perasaan ke pacarnya dengan pesan yang kasar.

Swagger TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang