65. Is She Get In My Hair?

5.8K 526 263
                                    

Clarissa pov
"Kita nikahnya kapan sih?" Tanya gue ke Sacha yang baring-baring nonton tipi di ruang tengah gue.

"Yah tunggu kamu lulus, sambil aku siap-siap" Jawabnya santai.

"Apa yang mau disiapin? Kamu belum siap sekarang?" Tanya gue duduk disamping dia yang lagi berbaring.

"Sa, kamu kira KUA samping pasar sana itu mau nikahkan kita?" Sacha nanya balik sambil noleh ke gue dan menopang kepala pake tangan kirinya. Gue diem aja.

"Kita ga bisa nikah di Indonesia raya ini, disini kan ga legal" Lanjut Sacha.

"Terus nikah dimana?" Buru gue.

"Aku masih mikirin soal itu, masih nyari referensi soal itu, Shasenka juga masih bantuin aku nyari-nyari info" Ujar Sacha.

"Terus habis nikah di luar gitu, kita tinggal dimana?" Gue lagi banyak tanya.

"Yah balik sini lagi, kan kita ga punya rumah di sana. Kerjaan aku kan disini" Jawab Sacha.

"Emang disini pernikahan kita diakui?" Tanya gue.

Sacha menatap gue lalu menghela nafas "Tentu saja tidak, Nak"

"Lah terus gimana???" Gue mulai panik.

"Kita nikahnya sah menurut hukum negara tempat kita nikah, disana kita terikrarkan sebagai sepasang kekasih yang siap untuk mengikat janji sebagai pasangan. Tapi di negara kita, status pernikahan kita tidak akan diakui sampe suatu hari mungkin ada undang-undang yang melegalkan. Tapi inti dari aku ingin menikahi kamu bukan soal pengakuan dari negara mana, tapi pembuktian kalo aku serius sama kamu. Pembuktian ke keluarga kamu kalo aku mampu. Aku nikahin kamu untuk mengikat jiwamu ke jiwaku. Bukan status doang" Jelas Sacha.

"Ih kamu" Respon gue.

"Aku apa?" Tanya Sacha.

"Panjang banget penjelasannya aku kan susah ngerti" Gue manyun berusaha mencerna semua yang dia katakan. Bukan ga paham, gue butuh waktu buat ngerti.

"Iyaa ntar juga kamu ngerti kok, tapi yah lama hihihi" Ledek Sacha.

"Baramcheoreom seuchyeoganeun
Heunhan inyeoni anigil
Manheun maleun pilyo eobseo
Jigeum neoui gyeote
Nareul deryeoga jwo Ooh"

Terdengar potongan lagu Blackpink entah darimana. Gue mencari-cari sumber suara. Sacha merogoh kantongnya dan meraih hapenya. Astaga ringtonenya dia.

"Halo?" Ujar Sacha setelah menjawab panggilan di handphonenya.

"..."

"Sengaja lama gue angkat, soalnya gue suka ringtone gue" Kata Sacha. Dih apaan banget alasannya.

"..."

"Di rumah Clarissa nih, sini aja" Ujar Sacha.

"..."

"Yaudah sini aja"

"..."

"Take care yah, bye" Sacha mengakhiri obrolannya.

"Siapa?" Tanya gue penasaran banget.

"Shasenka, katanya bawain donat buat kita" Jawab Sacha.

"Sama Bian?" Tanya gue.

"Yah aku ga nanya" Jawabnya cuek.

"Uhh kamu" Ujar gue rada sebel.

"Aku apa?" Tanyanya tanpa rasa bersalah.

"Ga peka" Sahut gue.

"Soal?"

"Au ah terang" Jawab gue kesel.

Swagger TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang