66. Working For Her

5.9K 533 186
                                    

Sacha pov
Sejak ngerjain si Grandis tadi, Grandis jadi ga natap gue dengan jutek lagi. Lebih tepatnya dia ga mau melihat ke arah gue. Mungkin karna takut gue kerjain lagi. Kelar kami bahas soal yang tadi gue kasih, murid gue mulai konsultasi soal ujian ke gue.

"Miss nanti UNBK itu gimana kalo tiba-tiba mati lampu?" Tanya Irza.

"Wah saya juga ga tau sih, tapi belum pernah ada kejadian di sini pas UNBK mati lampu gitu, mungkin PLN udah di kompakin kali sama Pemkot" Jawab gue berusaha rasional.

"Terus Miss kalo misalnya ngerjain soal matematika tiba-tiba ngelag dapat extra time ga?" Tanya Ricki. Nama lengkapnya bukan Ricki Minaj, FYI aja sih.

"Ngelag nenek kamu AFK! Kalian belajar baik-baik dong biar bisa memanfaatkan waktu dengan baik" Jawab gue.

"Ngomong-ngomong nih saya tanya yah, kalian udah siap ga sih buat Ujian?" Tanya gue.

"Belum Miss" Jawab mereka serempak.

"Yang ikut bimbingan belajar coba angkat tangan" Pinta gue.

Sesuai dugaan gue, setengah dari kelas ini ga ikut bimbingan belajar atau les gitu. Sial, gimana mereka mau lulus dengan nilai yang baik? Bukannya nilai UNBK ini yang nentuin mereka bisa masuk SMA yang mereka mau apa gak? Kok banyak yang ga siap, ga bimbel pula.

"Kalian ga ikut bimbel yang diadain sekolah?" Tanya gue.

"Hmm bimbel sekolah mahalnya sama kayak bimbel di luar Miss" Jawab Nia.

"Waduh jadi kalian gimana?" Gue jadi panik sendiri.

"Kita kadang belajar bareng Miss, tapi yah jarang" Sahut Andi.

"Hmm gitu yah" Gue mulai kepikiran buat ngadain belajar bareng sebelum ujian.

"Yaudah kan Miss wali kelas kita, Miss ajarin aja jam tambahan kek apa kek" Ujar Grandis.

"Eciee mau jam tambahan sama saya" Ledek gue ke Grandis yang langsung buang muka. Abis itu mukanya dipungut lagi kok.

"Cie kena triple kill" Andi ikutan ngeledek.

"Diem lo monyet" Balas Grandis ke Andi dengan ekspresi sebel. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke gue dan menatap gue dengan tatapan tajam dan sedingin es.

"Eciee liat-liat saya" Ledek gue.

"Abis triple kill apaan ndi?" Tanya Nia ke Andi.

"Maniac! Hahaha" Sahut Andi bikin Grandis melengos pasrah.

"Tapi mari kita pertimbangkan saran Grandis, saya rasa saya bisa sedikit membantu kalian" Ujar Gue.

"Tapi bayarnya berapa Miss?" Tanya Putri dengan malu-malu.

"To the point banget sih Put" Gerutu Brian.

"Don't worry, it's free" Jawab gue.

"WOOOOOHOOOOOOO!!!!" Seru mereka heboh.

"Sssttt! Jangan ribut ntar kena tegor loh kelasnya, ngomong-ngomong jam saya udah abis, saya balik ke ruang guru dulu, bye bye" Pamit gue setelah menyadari jam pelajaran gue udah lewat.

"Jam tambahannya kapan Miss?" Tanya Andrean.

"Soal itu ntar kita bicarain sepulang sekolah ya, bagi yang mau ikut jam tambahan, tunggu saya di kelas ini setelah pulang sekolah buat ngomongin waktunya yah" Jawab gue.

***

Sehabis ngajar di IX A, jam gue kosong. Jadi gue bisa nyantai dulu di ruang guru. Ga nyantai banget sih, ada koreksian yang perlu gue oprek tapi kan bisa ntar. Yang pasti gue mau mikirin soal jam tambahan dulu.

Swagger TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang