Alea berjalan meninggalkan kamar Lando, kemudian menuruni beberapa anak tangga dan keluar dari rumah, saat ia tahu taksi sudah menunggu diluar. Ia masuk kedalam taksi, kemudian mengatakan kepada supir kalau ia ingin diantarkan ke kafe.
Sepanjang perjalanan menuju ke kafe, Alea memandangi setiap jalanan dari balik kaca mobil. Pikirannya masih melaju kearah Lando. Walaupun mereka sudah menikah, tidak ada irisan sebuah kebahagiaan yang tercipta dikeluarga kecil mereka, berbeda jauh saat mereka masih menjalin persahabatan. Semua berjalan normal apa adanya. Tidak ada guratan benci dari mereka.
"Mba, sudah sampai." Alea menoleh dan tersenyum kemudian membayar biaya taksi.
Ia keluar dari taksi, kemudian berjalan masuk kedalam kafe. Disana sudah ada gadis cantik yang tengah memakai baju rajut ketat berwarna merah. Gadis itu tersenyum kepada Alea, begitu juga dengan Alea.
"Aku lama ya ?" Tanya Alea sembari menarik kursi kemudian duduk.
"Nggak juga, aku baru sampai 3 menit yang lalu.." Jawab gadis itu sambil melahap kentang gorengnya.
"Ngomong-omong, lo nikah sama Lando ya ?" Alea mengangguk.
"Lucu banget.. Tapi kalian cocok.." Alea tersenyum.
"Walaupun kita cocok, tapi hati kita nggak cocok, Vin." Gadis itu mengerutkan dahinya tidak mengerti.
"Nggak cocok gimana ?" Tanyanya.
"Lando masih cinta sama masalalunya." Jawab Alea, kemudian memalingkan wajahnya menatap keluar jendela.
"Aku tahu dari kamar rahasianya.. Disana banyak fotonya sama pacarnya dulu.." Lanjut Alea sedih.
Vina langsung dudui disebelah Alea kemudian merangkul pundak sahabatnya itu. "Gue yakin, suatu saat Lando bakal bisa membalas cinta lo selama bertahun-tahun.. Lo cuma butuh berjuang.. Lo harus berusaha buat Lando bisa lupa sama masalalunya." Ucap Vina dan Alea menggelengkan kepalanya.
"Lando benci sama aku, Vin.."
"Dia nggak benci sama lo.. Dia cuma kaget dan belum bisa menerima kalau dia bisa menikah secepat ini.." Ucap Vina memberitahu, sambil mengelus pundak Alea.
"Aku sudah minta maaf berulang kali sama dia.. Tapi dia tetap ngacuhin aku.." Alea memejamkan matanya, kemudian membukanya kembali dan menatap Vina.
"Ini memang yang aku inginkan, menikah dengan Lando dan bahagia bersamanya. Tapi, sayangnya aku dan Lando nggak bahagia sama sekali.." Ucap Alea sambil menangis tersedu-sedu.
"Suatu saat nanti lo bakal bahagia kok, Al" Ucap Vina dan Alea mengangguk.
______________
Sedangkan disisi lain, Lando menatap wanita yang ada dihadapannya dari atas sampai bawah, kemudian berdiri mendekati wanita itu. "Karina.." Wanita itu mengangguk dan tersenyum lebar.
"Maafin aku ya, Lando.. Aku baru bisa balik sekarang." Lando menggeleng pertanda tidak masalah, kemudian ia memeluk wanita itu.
"Dimana suamimu ?" Tanya Lando sedikit kikuk.
"Aku sudah cerai." Mata Lando langsung menyipit kemudian mengajak Karina untuk duduk disofa.
"Aku nggak betah hidup berdua sama dia.. Dia itu pemarah, suka mabuk dan selalu nyakitin hati aku.. Makanya, setelah cerai. Aku mutusin untuk menetap di Indonesia lagi.." Jelas Karina.
Lando tersenyum "Kamu sudah nikah ya ?" Tanya Karina dan mau tidak mau Lando mengangguk untuk jujur.
"Nggak apa-apa.. Pasti kamu cinta sama dia." Ucap Karina sambil tersenyum.
"Aku nggak cinta sama dia.." Alis Karina menaut menjadi satu.
"Kok gitu ?" Tanya Karina.
"Kita nikah tiba-tiba gara-gara dituduh pacaran sama panitia pengurus pernikahan massal, terus kita di nikahin." Karina tertawa terbahak-bahak dan Lando langsung mendengus kesal.
"Lucu banget sih.. Kalau boleh aku tebak, pasti istrimu Alea ?"
"Kok tau ?"
"Ya taulah, secara dari brojol aja kamu nempel terus sama Alea sampai sekarang dan nggak taunya kamu nikah juga sama dia." Ucap Karina.
"Tapi aku nggak cinta sama Alea.. Aku masih cinta sama kamu, Rin." Ucapan Lando membuat raut wajah Karina berubah seketika. Ia menatap Lando tanpa berkedip kemudian menggeleng.
"Kamu sudah beristri." Ucap Karina.
"Itu hanya status, Karin.. Dan kita.. Kita sudah menjalin hubungan selama 3 tahun. Tapi karena kamu pergi ke London dan nikah karena perjodohan makanya kamu ninggalin aku dan sekarang kamu kembali.. Untuk aku.." Jelas Lando.
"Tapi walau bagaimana pun kamu sudah punya istri dan aku nggak berhak ada dihati kamu." Ucap Karina sambil menatap Lando.
"Rin, aku nggak peduli.. Kalau kamu mau, aku bisa nikahin kamu sekarang." Mata Karina langsung membulat menatap Lando.
"Kamu bercanda ?" Lando menggelengkan kepalanya.
"Tapi, Alea—"
"Aku nggak cinta sama dia.. Aku bisa ceraikan dia dan menikahi kamu." Ucap Lando dan Karina menggeleng.
"Aku nggak bisa, Lando.. Aku takut kalau aku di cap sebagai wanita kegenitan." Ucap Karina.
"Kamu pacarku." Ucap Lando dengan tegas.
"Nggak, Lando." Karina menolak.
________________
Alea berjalan gontai masuk kedalam rumah, suasananya masih sama. Sepi tak ada nyawa sama sekali. Ia melemparkan tasnya keatas sofa kemudian menghempaskan tubuhnya disofa juga dan memejamkan matanya.
Alea duduk dan kemudian menghelakan nafas panjangnya. Ia menatap jam diatas dinding. Sudah jam 5 sore dan Lando belum pulang juga. Ia memutuskan untuk memasak telur, karena hanya telur yang bisa ia buat selain mie instan.
Tidak lama kemudian ia mendengar suara tapak sepatu hak memenuhi ruangan. Ia mengintip sedikir dari dapur, seketika matanya membulat sempurna.
Ia keluar dari dapur dan menghampiri Lando sedang berjalan dengan merangkul pinggang wanita yang ada disampingnya.
"Alea.." Alea tersenyum.
"Hai, Karin.." Karina tersenyum simpul.
"Kamu tambah cantik aja." Ucap Karina memuji.
"Lebih cantik kamu kok.. Kamu mau aku buatin minum apa ?" Tawar Alea.
Karina menggeleng "Nggak deh.. Aku nggak haus.. Duluan ya." Ucap Karina kemudian berlalu menaiki anak tangga bersama dengan Lando menuju kekamar pria itu dan Alea langsung menghelakan nafas panjangnya. Nggak taunya wanita itu kembali.
Tepat pukul 9 malam, Alea benar-benar tidak bisa tidur. Bahkan, Karina pun juga belum pulang. Ia berjalan mondar mandir diruangan tamu sambil menggigit kukunya cemas. Bahkan ia bisa mendengar sedikir suara desahan dari kamar Lando. Ia memejamkan matanya kemudian membukanya kembali dan menyalakan Tv. Ia menakan tombol Volume dan membesarkannya, berharap ia tidak mendengar suara menjijikkan itu lagi dari kamar Lando.
Alea tahu kalau Lando masih mencintai Karina, tapi disini Lando sudah memiliki istri yaitu Alea. Apakah Lando tidak memiliki hati sedikitpun ? Pria itu membiarkan wanita lain masuk kedalam kamarnya, sedangkan istrinya sendiri. Tidak diperbolehkan masuk kedalam kamarnya. Dan lebih parahnya lagi, pria itu bercinta dengan Karina.
Alea menitikkan matanya berkali-kali. Suara erangan, desahan menusuk kedalam gendang telinganya. Iaa tersiksa. Suara itu menyiksanya. Ia mematikan Tv, kemudian keluar dari rumah. Peduli setan kalau itu sudah malam. Ia hanya butuh ketenangan hati. Kemudian ia menelfon Vina untuk menjemputnya dan membawanya pergi sejauh mungkin.
_____________
TBC
Kasihan Alea..
Happy Reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Here
Romance"Ini semua gara-gara lo ! Kalau aja lo nggak ngajak gue buat hadir keacara pernikahan masal sialan itu, kita nggak akan nikah tiba-tiba kayak gini !" Sentak Lando murka. Pria itu terus menatap tajam kearah Alea yang tengah menundukkan kepalanya samb...