Setelah sekian lama ter-anggur-in.. Hehehe, kira-kira dua bulan ada ya? Maafkan author yang terlihat begitu jahat dengan kalian wkwk..
Maafin aku yaaaa...
Ini update rutin kok.. Cius.. Kan udah aku buatin jadwal update kan yaa.. Kalian udah baca kan? Kalo belum buruan baca yaaa... Di profil ku..
Oya sekalian promosi.. Aku bikin story baru judulnya BUY ME.. Dijamin gakalah seru sama yang ini yang itu.. Wkwk..
Buruan merapat dan jangan lupa vote + komentarnya yaaaaa....
Echa.
*****
Suara jeritan tangis dan amarah menghantuiku, membayangiku, memberikanku bayang-bayang menakutkan didalam sana."Orangtua mu meninggal! Nggak ada yang sayang kamu Alea, kamu itu anak nggak berguna. Hidupmu selalu nyusahin semua orang! Makanya orang yang dekat sama kamu itu ninggalin kamu!"
Aku menatapnya, menatap wajahnya yang begitu menyeramkan dan tatapannya yang seperti ingin menelanku hidup-hidup.
"Kamu anak pembawa sial! Setiap ada orang yang dekat sama kamu, semuanya pergi!" Lagi-lagi suara jeritan itu menyiksaku. Aku merintih, menangis, menatapnya dengan tatapan tidak terima. Aku menggelengkan kepalaku.
"Makanya lebih baik kamu pergi dari sini! Aku nggak mau, orang-orang terdekatku pergi karena kamu ada disini! Pergi, Alea!" Aku menggeleng. Menolak itu, bagaimana bisa ia mengusirku begitu saja?
"Tidak, jangan—"
"Pergi, kamu itu anak pembawa sial. Aku nggak mau kalau aku terkena sial juga seperti kedua orangtuamu!" Aku menjerit sambil meremas rambutku kuat. Lagi-lagi wanita itu mengungkit orangtuaku yang sudah meninggalkan dan itu sangat memberikanku sebuah goresan besar pada hatiku.
"TIDAK! JANGAN MENGUNGKIT MASALAH KEDUA ORANGTUA KU!"
"Memang itulah kenyataannya, Alea.. Semua orang nggak sayang sama kamu! Kamu itu nggak berguna, lebih baik kamu mati dari pada hidup dalam keadaan seperti ini." Lagi-lagi itulah yang membuatku menggelengkan kepalaku lagi. Memukulnya dengan keras.
"Lihat, belum apa-apa kamu sudah bertingkah seperti orang yang tidak waras. Apa gunanya kamu hidup kalau kamu jadi manusia penyakitan? Nggak ada yang mau nerima kamu! Lebih baik kamu mati. MATI, Alea.. MATI!"
"Aaaaaa!!!" Aku menjerit, nafasku terengah-engah. Semua lembaran memori kelam itu tercetak jelas dalam putaran kehidupanku dan masuk begitu saja kedalam otakku. Aku meremas rambutku. Menatap datarnya meja dihadapanku.
Mimpi itu.
Mimpi yang terlihat sangat nyata.
Aku mengerjapkan mataku berkali-kali. Kepalaku sakit, sangat sakit seperti ditimbun oleh puluhan batuan besar.
"Alea.." Suara berat nan serak itu memanggilku, aku menoleh dan tepat di tangga paling bawah ia menatapku dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Rambutnya yang acak-acakan memberikan kesan tampan yang berlebih pada dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Still Here
Romance"Ini semua gara-gara lo ! Kalau aja lo nggak ngajak gue buat hadir keacara pernikahan masal sialan itu, kita nggak akan nikah tiba-tiba kayak gini !" Sentak Lando murka. Pria itu terus menatap tajam kearah Alea yang tengah menundukkan kepalanya samb...