Aku bangun malas dari kasurku. Setiap hari harus aku lalui dengan bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk adikku. Aku dan adikku tinggal berdua disebuah apartemen sederhana. Aku pegang kendali atas apa yang aku dan adikku butuhkan.
Aku beranjak menuju kamar mandi membasuh diri agar tubuhku lebih segar. Tak butuh waktu yang lama akhirnya aku menyelesaikan rutinitas pagiku. Aku bergegas menuju dapur dan menyiapkan sarapan.
Aku mengambil penggorengan dan mulai menyalakan kompor. Aku tuang sedikit minyak untuk melumasi penggorengan. Dua butir telur sudah aku siapkan untuk membuat telur goreng. Entah kenapa pagi ini aku terlalu malas memasak sesuatu.
Setelah menyelesaikan telurku, aku beranjak ke pemanggang roti dan mulai membuat roti panggang. Sarapan hanya dengan roti dan telur menurutku sudah cukup. Untuk sentuhan akhir aku tuang susu kedalam gelas.
"Pagi, eonnie" sapa adikku dengan seragam lengkapnya.
"Pagi" balasku sambil menata sarapan yang sudah siap.
Adikku duduk dibangkunya dan menungguku untuk duduk dikursiku. Ia memulai sarapannya dengan mengoles rotinya dengan selai strawberry.
"Apa kau perlu eonnie antar?" tanyaku sambil memakan rotiku.
Adikku menggeleng.
"Aku berangkat sendiri saja"
Adikku menegak susunya sampai habis. Ia ambil serbet yang sudah aku siapkan sebelumnya untuk menyeka mulutnya. Ia berdiri dan mengambil tasnya.
"Aku duluan, eonnie. Tak usah menjemputku. Aku ada les hari ini"
Aku mengangguk sebagai jawaban. Adikku mengambil piring dan gelas kotornya dan menaruhnya di wastafel. Ia mengecup pipiku sekilas dan langsung melesat keluar.
Aku menyelasikan sarapanku dengan pelan. Aku masih punya waktu sebelum bergegas ke kantor.
Suasana pagi yang sepi. Bertahun-tahun aku melaluinya. Aku sudah terbiasa. Tapi terkadang aku merasa ada yang kurang.
Aku segera menggelengkan kepalaku. Aku bangkit dari dudukku dan membereskan sarapanku yang masih tersisa sedikit. Aku segera mencuci piring dan gelas yang kotor. Aku tak suka meninggalkan barang kotor sebelum aku pergi.
Aku kembali ke kamar dan bersiap. Aku melihat kedalam lemari apa yang akan aku kenakan hari ini. Aku mengambil celana kain hitam dan jas blazer hitam.
Aku pakai tanktop berwarna putih sebagai pakaian dasar yang aku lapisi dengan kemeja putih panjang tanpa aku kancingkan dan blazer hitam sebagai luaran. Celana hitam yang membalut kakiku sebagai pelengkap penampilanku.
Aku sedikit menggulung lengan kemeja dan blazerku hingga sebatas siku. Aku melihat penampilanku didepan cermin. Gaya pakaianku memang sedikit unik untuk seorang wanita. Mungkin sebagian orang akan merasa aneh dengan styleku. Apalagi kemeja putih yang aku kenakan lebih panjang dan aku biarkan terlihat tak rapi. Tapi aku suka styleku.
Rambutku sengaja ku kuncir kuda. Setelah cukup aku menyambar tasku dan heelsku untuk segera berangkat. Untung saja jarak antara kantor dan apartemenku tak terlalu jauh. Hanya butuh waktu 10 menit menggunakan mobil dan aku bisa datang tepat waktu.
Aku merapikan penampilanku sekali lagi sebelum berjalan menuju gedung kantorku. Beberapa karyawan menyapaku yang aku balas dengan senyuman kecil.
Bagi para pegawai yang bekerja dikantor yang sama denganku mereka tak terlalu terkejut dengan penampilanku. Karena memang tak ada aturan khusus cara berpakaian dikantor. Asalkan kami tau situasi.
Aku mendudukan diri didalam ruang kerjaku. Aku memejamkan mataku sejenak sebelum memulai rutinitas kerjaku. Hal itu aku lakukan untuk mengumpulkan energy-energyku yang akan banyak aku keluarkan seharian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Dont Need A Man (Season 1) (TERBIT)
RomanceHighest rank :#89 in Fanfiction (12.05.18) #2 in Kaisoo (11.07.18) #18 in Kaisoo (07.08.22) Hidup tak selamanya indah. Semuanya tak selalu diisi dengan kesenangan dan tawa. Terkadang tangis dan kekecewakan datang menghampiri dan merusak segalanya. S...