Twelve

4K 520 15
                                    

Aku membereskan barangku dan bergegas turun. Terpaksa hari ini aku harus lembur. Banyak sekali hal yang sudah aku lewatkan karena beberapa kali aku absen. Aku percepat langkahku agar segera sampai diparkiran.

Sesampainya di basement, aku mencari keberadaan mobilku. Setelah melihatnya aku langsung berlari kearah mobilku dan memasukinya. Aku berjanji kepada adikku untuk makan malam bersama hari ini. Tapi mengingat sekarang sudah jam 9 malam, aku rasa bukan waktu yang tepat untuk makan malam.

Aku memacu mobilku lebih cepat lagi. Setidaknya aku bisa bertemu Baekhyun sebelum ia tidur. Baekhyun selalu tidur tepat waktu karena memang aku membiasakannya. Ia akan tidur jam 10 malam. Dulu aku sempat membohonginya dengan tidur  tak terlalu malam akan mempercepat pertumbuhannya. Tapi seperti yang biaa dilihat jika pertumbuhanku dan Baekhyun seakan terhenti. Aku benci mengatakannya tapi memang begitu kenyataannya.

Aku memarkirkan mobilku dan langsung bergegas ke apartemenku. Selama di lift perasaanku tak enak. Aku merasa seperti diawasi. Aku berkali-kali mengecek sudah sejauh mana lift ini membawaku. Aku ingin segera sampai.

Dentingan lift terdengar dan aku langsung bergegas keluar. Baru beberapa langkah aku keluar dari lift tiba-tiba ada seseorang dari belakang membekap mulutku. Aku memberontak kuat mencoba menggapai tubuh orang dibelakangku. Aku mencoba segala cara tapi gagal. Tubuhku melemas dan aku mulai merasakan mataku berat. Dan tak lama kemudian semua menjadi hitam.

****

Baekhyun terbangun tengah malam. Tubuhnya terasa pegal karena ia tertidur dimeja belajarnya dalam keadaan setengah membungkuk. Ia rentangkan kedua tangannya jauh-jauh guna melemaskan otot-ototnya. Baekhyun beranjak mengecek keberadaan eonnienya.

Baekhyun membuka pintu kamar kakaknya. Ia melongokkan kepalanya. Suasananya gelap tapi Baekhyun masih bisa melihat dengan jelas. Mata Baekhyun memicing melihat kearah kasur. Ia tak menemukan kakaknya disana.

Baekhyun mencari saklar lampu dan menyalakannya. Seketika lampu menyala terang menyinari kamar Kyungsoo. Kasur Kyungsoo masih rapi tak tersentuh. Baekhyun memasuki kamar kakaknya. Ia melirik kesekitar kamar itu mencari kakaknya. Saat Baekhyun sama sekali tak menemukan tas dan keberadaan Kyungsoo, ia berjalan kearah kamar mandi. Tapi disana kosong.

Baekhyun mengerutkan keningnya bingung. Ia meraih ponselnya dan membuka layarnya. Tak ada satupun telepon dari kakaknya. Kakaknya tak pernah sekalipun tak memberi kabar kepadanya. Kyungsoo paling tak mau membuat Baekhyun khawatir.

Kaki Baekhyun melangkah meninggalkan kamar kakaknya. Ia bergerak menuju dapur berhadap ada sebuah petunjuk dari kakaknya. Baekhyun segera menuju kulkas tapi tak menemukan note yang biasanya Kyungsoo tinggalkan. Perasaan Baekhyun mulai cemas. Ini tak biasa.

Baekhyun mencari sebuah kontak dan memanggilnya. Deringan ponselnya mulai terdengar tapi ia langsung kecewa saat mesin penjawab berbicara disebrang sana. Hati Baekhyun mulai bergemuruh. Ia mulai khawatir dan membayangkan yang tidak-tidak.

Baekhyun mematikan panggilannya dan beralih mencari kontak lainnya. Baekhyun langsung menghubungi Minji. Siapa tau kakaknya bersama dengannya.

"Halo"

Suara ngantuk dan serak terdengar ditelinga Baekhyun. Ia merasa tak enak sudah menelepon tengah malam begini.

"Halo, eonnie. Maaf mengganggu. Apakah eonnieku bersamamu saat ini?" tanya Baekhyun hati-hati.

"Aku tak bersamanya. Setauku bujangnim lembur tadi. Apakah ia masih belum pulang?"

Pekikan terdengar diakhir kalimat Minji.

"Tidak, eonnie. Terima kasih. Maaf mengganggu tidurmu" sanggah Baekhyun cepat mematikan panggilannya.

Baekhyun menggigiti kuku jarinya. Hatinya semakin gelisah. Ia bingung harus mencari eonnienya kemana. Jika ia memutuskan untuk keluar malam ini, ia ragu. Bisa jadi dirinya akan mengalami kesulitan dijalan dan menimbulkan masalah baru. Bila ia menelepon polisi akan percuma karena buktinya tak kuat.

I Dont Need A Man (Season 1) (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang