Thirty Two

4.1K 523 179
                                    

Selama diperjalanan aku merasa cemas. Aku penasaran dengan apa yang akan disampaikan Chanyeol ke Jongin. Dari suara Chanyeol aku berasumsi jika itu hal yang sangat penting.

Aku mengetuk-ngetukkan kakiku tak sabar. Perjalanan ke kantor Jongin terasa lebih lama dari biasanya. Aku menggigiti kuku jariku sebagai pengalihan rasa tak sabarku.

Saat mobil memasuki kawasan kantor Jongin, aku langsung menegakkan punggungku dan berharap cepat turun. Saat sopir menghentikan laju mobil, aku langsung melesak keluar tanpa menunggunya membukakan pintu untukku seperti yang biasa ia lakukan. Aku sedang terburu-buru saat ini.

Saat aku memasuki loby aku melihat Daehyun keluar dari lift. Refleks aku langsung bersembunyi agar tak terlihat oleh Daehyun. Aku memasuki lift yang dinaiki Daehyun tadi. Aku memencet tombol teratas dan menempelkan telapak tanganku untuk di scan. Beruntungnya aku karena Jongin sudah memasukkan identitasku agar aku bisa leluasa menaiki lift khusus ini.

Sekali lagi kakiku mengetuk-ngetuk lantai lift tak sabar. Kenapa semua perjalanan ini begitu lama bagiku. Pintu lift yang terbuka langsung menyadarkanku dan aku langsung menuju pintu ruang kerja Jongin.

Sesampainya disana aku hanya diam. Aku bingung harus berbuat apa. Tak mungkin jika aku masuk begitu saja dan menganggu pembicaraan mereka. Aku mencoba membuka pintu ruangan Jongin yang untungnya tak ditutup rapat. Dengan celah yang lumayan akhirnya aku bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

"Bukannya kau sudah memeriksanya? Dan kau bilang dia baik-baik saja?!"

"Dia memang baik. Tapi aku memiliki satu kecurigaan. Dan dikertas itu kecurigaanku terjawab"

Apa yang sebenarnya sedang mereka bicarakan? Apa aku ketinggalan sesuatu?

"Apa yang akan kau lakukan?"

Keheningan terjadi sejenak. Aku semakin penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.

"Aku akan membunuhnya"

Aku mengerutkan dahiku. Siapa yang akan dibunuh Jongin?

"Kau brengesek!"

Aku tersentak saat mendengar suara gebrakan meja setelah makian yang keluar dari mulut Chanyeol.

"Kau yang brengsek!"

"Kau yang membawa kabar buruk ini. Seharusnya kau diam saja dan tak ikut campur!"

Aku menggeram kesal. Aku masih belum mengerti dengan apa yang mereka debatkan. Kenapa Jongin sekesal itu?

"Aku tak akan membiarkanmu membunuh anakmu sendiri! Sadarkah kau dia ada karena ulahmu juga!!"

WHAT!! Apa yang barusan Chanyeol katakan? Anak? Jongin memiliki anak?

"Tapi aku tak butuh dia!!"

Dan Jongin tak menginginkan anak itu maka dari itu ia ingin membunuhnya? Kejam sekali lelaki itu.

"Jika sampai Kyungsoo mendengar ini aku yakin ia sangat kecewa dan terluka. Bila dia meninggalkanmu jangan salahkan aku"

Tunggu! Kenapa namaku dibawa-bawa? Apa hubungannya denganku? Pikiranku mulai kemana-mana. Dugaan demi dugaan bermunculan diotakku.

Pintu ruangan Jongin terbuka. Aku mendongakkan kepalaku menatap Chanyeol yang terkejut melihatku. Tanpa sadar kakiku menapak mendekati Chanyeol yang terlihat gelagapan. Ia seperti ingin menyembunyikanku. Tapi kenapa?

"Kyungsoo?"

***

Cerita ini sudah diterbitkan. Untuk cerita lengkapnya kalian bisa beli novelnya ya. Versi Karyakarsa juga akan aku open gratis dan aku cut untuk menunjang penerbitan buku ini. Terima kasih pengertiannya.

I Dont Need A Man (Season 1) (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang